Taman Badaan


TEMPAT ANGON BOCAH

IMG_0899Sedikit tanda tanya memang mengenai penulisan kata badakan atau badaan. Bila menyimak keberadaan patung badak sebagai tetenger taman ini, mestinya penulisan yang benar adalah badakan. Namun fakta membuktikan gerbang kampung tepat di seberang taman ini bertuliskan “Badaan”. Yo wis, daripada berkepanjangan kita ikuti saja ketentuan de facto-nya.

Taman Badaan berada tepat di sudut antara Jln. Pahlawan dan Jln. Ade Irma Suryani, berhadapan langsung dengan Museum Sudirman. Menempati sepetak tanah tak lebih 1000 m2, fasilitas bermain ini menjadi tempat favorit untuk angon bocah. Terlihat di setiap kesempatan liburan sekolah, tempat ini dipenuhi anak-anak balita dan tk, hingga menyebabkan taman penuh dengan lautan “cendhol”.

Di masa lalu, tempat ini hanya taman biasa berisi beberapa jenis tanaman hias dan bebungaan yang diselang-selingi beberapa patung. Ada patung badak, gajah, jerapah, kudanil, onta, hingga macan belang. Tak berapa lama kemudian ditambahkan sarana ayunan, plorodan, dan alat penekan. Saya teringat pasti, di tahun 80-an seringkali diumbar oleh Bapak yang sedang arisan di ST Tuguran. Jadilah Badaan menjadi salah satu tempat bermain saya di kala itu. Suasana tidaklah terlalu ramai karena memang tidak banyak anak bermain di sana.

Lain dulu, memang lain sekarang. Kepadatan kota oleh tumbuhan beton sebagai akibat pertambahan penduduk yang sangat pesat mengakibatkan tergusurnya berbagai ruang terbuka hijau dan sarana ruang publik terbuka. Jadilah kemudian Taman Badaan menjadi salah satu ruang publik yang masih tersisa.

IMG_0888 IMG_0881

Untuk membuat lebih menarik, dan anak-anak kerasan bermain, maka Badaan kemudian dilengkapi dengan fasilitas permainan yang lebih modern. Diantaranya adalah komedi putar mini, arena pancingan mainan, becak mini, mobil mini, hingga terkadang atraksi badut atau sulapan.

Dunia memang telah berkembang menjadi lebih materialistik, dan Badaanpun tak lebih menjadi arena tambang uang bagi pihak-pihak tertentu yang berkepentingan. Berbagai permainan baru itupun dikenakan sewa alakadarnya bagi pengunjung, dan beruntungnya masih murah meriah hingga masih terjangkau oleh kantong warga biasa.

IMG_0898

Sisi timur taman kini diberdayakan untuk tempat berjualan aneka kuliner seperti bakso, mie ayam, pecel lele, ikan bakar,  hingga roti bakar. Di sinilah berawal kemunculan bakso tenis. Bakso sebesar bola tenis? Meski sekarang sudah banyak dijumpai di tempat lain, namun diakui berbagai pihak bahwa di Taman Badaanlah awal mula kemunculannya.

BaksoKrikilBakso besar sudah, maka jangan heran jika kini tempat ini malah lebih terkenal dengan bakso krikil. Jaman memang tengah mengalami wolak waliking kahanan. Bakso sebesar kerikil? Walaupun bakso ini jelas tidak keri ing sikil, namun sudah pasti ukurannya tidak lebih dari separo kelereng. Tak kalah Si Lidah Mak Nyuuss, Pak Bondan pernah menikmati kehangatan dan kemaknyusan bakso kerikil. Bahkan konon bakso kerikil telah masuk menjadi salah satu rekor MURI untuk kategori makanan kreatif yang unik. Sampeyan penasaran? Silakan coba sendiri.

Kampung Kosong, 1 Agustus 2009


13 tanggapan untuk “Taman Badaan”

  1. yo tenanhe…ndoroseten cah saiki do seneng2 menek internet ora ono meneh mangan asemlondo,,,,he,,he,he lam kenal yo ro konco2 blog iki….aku wes wedi menek wet asem iki nyobo menek net….wong wes pensiun,,,dadi gek blajar kangen tnh klaheran,,,,!!!!!!mulai 83je ninggalke mgl seng asri neng lokasi trans seberida inhu….balas yo maasssssssss.