SOLO: Sharing Online Lan Offline


CATATAN DARI SURAKARTA HADININGRAT

Paseduluran memang tanpa mengenal batas. Era dunia maya dengan kehadiran teknologi internet terbukti semakin mempererat tali persaudaraan dan persatuan diantara sesama anak bangsa. Bahkan diantara berbagai simpul komunitas blogger telah terjalin apik sebuah komitmen untuk turut memberikan kontribusi positif bagi kemajuan peradaban bersama.

Komunitas Blogger Bengawan Solo dalam rangka menjembatani berbagai komunitas dan kelompok mengadakan sebuah perhelatan SOLO: Sharing Online lan Offline pada 5-6 Juni 2010 kemarin. Berbagai kepentingan dalam memajukan kesejahteraan dan promosi pembangunan dikomunikasikan dan disinergikan melalui pertemuan tersebut. Agenda acara sengaja disusun dengan format seminar dan city touring untuk menyatukan langkah sekaligus promosi. Acara diawali dengan seminar sharing, sarasehan blogger, dan paket wisata di kota the Spirite of Java Solo.

Ada perwakilan dari blogger, semisal BHI Jakarta, yang memanfaatkan networking dari dunia maya dalam sebuah gebrakan kegiatan untuk menghimpun dana bagi beberapa siswa kurang mampu namun berprestasi di wilayah Bangsari, Kecamatan Bantarsari, Kab Cilacap. Gerakan yang berlangsung pada tahun 2007 ini diberi nama Blogger for Bangsari dan telah diadopsi sebagai salah satu pionir gerakan online dan offline sociaty media oleh UNDP.


Kemudian ada pula pelaku usaha kecil dan menengah yang turut berbagi pengalaman dalam merintis usaha. Kebanyakan dari mereka pada awalnya hanya menggeluti bisnis dengan cara konvensional. Kemudian seiring kemajuan dunia online, merekapun turut bergerak memanfaatkan keunggulan internet dalam berpromosi dan bertransaksi. Pak Gunawan merupakan salah satu pengguna media online untuk menggerakkan bisnisnya di bidang percetakan, hingga menjadi percetakan yang beromset besar di Solo dan sekitar. Kemudian ada pula Mbak Jati yang mengelola Jaringan Perempuan Usaha Kecil(Jarpuk) dengan menghimpun para perajin rumah tangga berskala UMKM yang solid dan mampu bersaing dengan pemodal besar.

Jambore blogger yang dihelat di Solo ini boleh jadi merupakan pertemuan aktivis blogger terbesar setelah Pesta Blogger dan Amprokan Blogger Bekasi. Hal ini dapat dilihat langsung dari kehadiran 21 komunitas blogger yang eksis di Indonesia. Ada Wongkito Palembang, BHI Jakarta, Beblog Bekasi, deBlogger Depok, Pendekar Tidar Magelang, CahAndong Jogja, Loenpia Semarang, TPC Surabaya, Plat-M Madura, Blogger Warok Ponorogo, Mojokerto, Ngawi, bahkan Angingmamiri dari Makassar. Tak tanggung-tanggung, lebih dari 250 blogger turut berperan aktif dan hadir di kota budaya salah satu pewaris dinasti Mataram ini.


Keberadaan Surakarta tidak lepas dari sejarah besar wangsa Mataram yang dibangun oleh Panembahan Senopati di alas Mentaok Raya. Selepas pemerintahan Amangkurat I yang lalim, meletuslah pemberontakan para adipati pesisiran yang dipimpim oleh Trunojoyo dan berhasil membumi-hanguskan kotaraja Mataram di Pleret. Pemerintahanpun diteruskan dengan Amangkurat II, kemudian Pakubowono I di kraton Kartosuro.

Atas intervensi dari VOC, terjadi perpecahan politik berlatar belakang etnik yang meletus menjadi geger pecinan yang mengobrak-abrik seisi istana Kartosuro. Meski kemudian kaum pemberontak berhasil ditakhlukkan namun baginda tidak lagi mau bertahta di Kartosuro, dan memilih memindahkan pusat kekuasaan di dusun Solo di tepian Begawan Solo. Sejak itulah Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat eksis.

Politik devide et impera Kompeni Belanda terus dilancarkan untuk memperlemah kekuasaan dinasti Mataram. Meletuslah gerakan rakyat yang diawali Raden Mas Said, dan kemudian melibatkan Pangeran Mangkubumi. Akibatnya melalui Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755 Mataram dipecah menjadi Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan praja Kasultanan Ngayojakarta Hadiningrat. Beberapa tahun berselang muncul lagi Perjanjian Salatiga yang membagi Surakarta dengan berdirinya dinasti Mangkunegaran.

Jambore blogger di Solo tentu tidak lengkap tanpa menelusuri site wisata dan budaya yang sudah sangat melegenda dan menyejarah. Adalah titik nol kilometer Jalan Slamet Riyadi yang berlokasi di Gladag, merupakan titik pertempuran warga Surakarta dalam mempertahankan proklamasi kemerdekaan RI yang dipimpin oleh Kolonel Slamet Riyadi. Sedikit ke timur dari Patung Slamet Riyadi, terdapat Pusat Grosir Solo dan Galabo, Gladag Langen Bogan Solo yang menjadi pusat jajanan kuliner khas Solo. Dari titik ini pula ke arah selatan terdapat gerbang gapuro sebagai salah satu akses menuju Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Dalam kesempatan penyampaikan sambutan dan paparan singkat mengenai Kota Solo, Walikota Joko Widodo menyampaikan visi dan misi kota Solo yang ingin mengangkat kembali budaya luhur warisan nenek moyang dengan mendeklarasikan Solo sebagai the Spirit of Java. Seiring dengan itu pola pembangunan Kota Solo harus selalu mengacu kepada nilai untuk senantiasa “ngewongke wong”. Hal ini kiranya telah terbukti dengan penataan pedagang kaki lima di Solo yang berlangsung kekeluargaan, tertib dan jauh dari unsur kekerasan dan premanisme pamong keamanan.

Berbagai agenda dalam rangka memajukan kepariwisataan Solopun digelar secara rutin dan berkesinambungan. Maka jangan heran bila komentar dari para blogger menyebut Solo sebagai kota dengan sejuta agenda wisata dan festival. Mulai dari Suronan, Sekatenan, Ambal Warso, dan yang akan segera digelar adalah Karnafal dan Festival Batik ke-3 dan konferensi internasional para menteri, APMCHUD 2010.

Jambore blogger di malam hari diisi dengan sarasehan dan sharing pengalaman dari berbagai perwakilan komunitas blogger yang hadir. Dari KOPDAR:Komunitas Pendekar Tidar Magelang disampaikan tentang latar belakang dan sejarah, serta sedikit agenda yang pernah digulirkan ditambah dengan paparan Gunawan Juliyanto dari Komunitas Rumah Pelangi, yang akan menggelar Festival Tlatah Bocah IV bertema TUTUR TINULAR: Tuturing Ati Tinularing Pakarti.


Hari kedua, setelah menikmati sarapan sayur kacang, tempe bacem, dada menthok, sebagian peserta menikmati car free day yang digelar di Jalan Slamet Riyadi setiap hari Minggu. Agenda dilanjutkan dengan city touring dengan mengunjungi situs batik di kampung Laweyan, dan sebagian peserta yang lain mengikuti ritual susur Bengawan Solo.

Di samping terkenal sebagai titik awal perkembangan batik gaya Solo, Laweyan juga menyimpan banyak situs bernilai sejarah. Pola rumah di Laweyan dengan tembok tinggi yang mengelilingi rumah, sebenarnya merupakan struktur taktik untuk melawan Belanda di masa lalu. Meskipun akses utama ke dalam rumah hanya melalui pintu utama di pendopo depan, namun setiap rumah memiliki pintu belakang sebagai akses butulan. Antar satu rumah dengan rumah yang lain terhubung dengan lorong bungker sedalam sekitar 2 m dan bersifat sangat rahasia.

Taktik perjuangan warga Solo adalah perang gerilya dalam kota dengan cara sesideman. Bila patroli Belanda melewati jalanan sekitar Laweyan, warga langsung merampok segala bawaan dan senjata para tentara kolonial tersebut. Warga kemudian satu sama lain saling menyembunyikan diri diantara rumah beteng sehingga jejak mereka tidak dapat ditemukan lawan.


Di Laweyan pula terdapat situs masjid kuno peninggalan Sampeyan nDalem, dan terowongan rahasia. Masjid tersebut konon masih memancarkan aura mistiknya, sehingga bila orang datang ke masjid tersebut tanpa menghiraukan unggah-ungguh dan trapsila laku yang telah ditetapkan, konon ia hanya bisa keluar dengan meninggalkan akal warasnya.

Menjelang tengah hari, rombongan bergerak menuju ke Taman Balai Kambang. Taman ini konon merupakan tempat peristirahatan Baginda Raja dan sentono dalemnya di masa lalu. Di tengah taman dibangun sebuah kolam dengan kecipak berbagai warna ikan yang mempesona, dan mampu menghibur hati setiap orang yang mendatanginya. Saat ini Taman Balai Kambang menjadi kawasan taman dan hutan kota sebagai salah satu paru-paru kota Solo.

Dengan iringan musik keroncong khas ciptaan Mbah Gesang, acara berakhir setelah sebelumnya disampaikan paparan mengenai internet sehat dan peran sosial media di masa depan. Harum bau daun selepas turunnya hujan di sore itu menjadi saksi bagi terpautnya hati ratusan blogger yang hadir di kota Solo. Rasa terima kasih dan haru sepenuh hati kami sampaikan kepada Pakdhe Blontank Poer dan segenap kru Blogger Bengawan atas kehoomatan undangan dan jamuan yang disampaikan kepada kami. Semoga ke depan, rasa paseduluran ini kian tumbuh ngrembaka dan kekal tak tertelan jaman.

Ndalem Peniten, 7 Juni 2010


28 tanggapan untuk “SOLO: Sharing Online Lan Offline”

  1. wisata/jambore/temu blogger untuk 1st kalinya saia lakukan memberi banyak pengalaman dan cara pandang yang berbeda tentang dunia perbloggeran….

  2. magelang iku kudune ya seneng wayang solo dudu wayang jogya he….he….simbah mung promosi lho wong asliku klaten melu solo….. nalurekke kabeh apik ding.

    aku ngoko mergo ketularan sore ini ngrungokke radio Suriname sing siarane ful boso jowo mas….opo ora aneh, jenenge radio garuda …cobo mirengno kito sing wong jowo kok malah arep ilang jawane ki piye…..nuwun dimas Nanang.