Seminar Revitalisasi Budaya Membaca


Dalam rangka peringatan tiga tahun kebersamaan Bala Tidar di Komunitas Blogger Pendekar Tidar Magelang, telah diselenggarakan Seminar Pendidikan bertema “Pusaka di Balik Pustaka: Revitalisasi Budaya Baca di Era Informasi”. Acara tersebut digelar pada hari Ahad, 6 Mei 2012, bertempat di Gedung Wanita Jln. Veteran Kota Magelang. Hadir selaku pembicara dalam seminar, Ibu Sugiarti, S.Sos (Kepala Perpustakaan, Arsip, dan Data Kota Magelang), Sholahuddin Al Ahmed (Jurnalis Suara Merdeka), Lusia Dayu (Nulis Buku Community Magelang), dan Pakdhe Blontankpoer (Komunitas Blogger Bengawan Surakarta).

Acara diawali dengan kata sambutan dari Ketua Panitia yang menyampaikan latar belakang diselenggarakannya kegiatan ini sebagai rangkaian peringatan HUT Komunitas Pendekar Tidar ke-3. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Perpustakaan Kota Magelang serta Dinas Pendidikan Kabupaten Magelang atas kerja samanya dalam sosialisasi dan publikasi kegiatan ini. Selain itu ungkapan terima kasih juga disampakan untuk semua pihak sponsor pendukung seminar, seperti Telkom Speedy, Pandi, Kedai Digital, Polaris FM, serta ICTWacht/Internet Sehat Indonesia.

Seminar dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Perpustakaan, dilanjutkan dengan pengumuman dan penyerahan hadiah Lomba Menulis untuk tingkat pelajar SLTP-SLTA se-Magelang Raya. Pemenang lomba untuk kategori pelajar SLTP masing-masing adalah Juara I Yuan Adelintang K. dari SMP N 1 Muntilan dengan tulisan Sejuta Kebaikan di Dunia Kata, Juara II Lela Wahyu Anggraeni dari SMP N 1 Muntilan dengan tulisan berjudul Indonesia Membaca, dan Juara III Muhammad Al-Fath dari SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring Muntilan dengan karya tulis Membaca dengan Inovasi Animasi. Adapun pemenang lomba untuk kategori pelajar SLTA masing-masing adalah Juara I diraih Zaidah Rifah Uswatun dari SMA N 1 Muntilan dengan karya Sedikit Membaca Kalan, Tak Pernah Membaca Alam, Juara II atas nama Happy Virgina Puspa dari SMA N 1 Magelang dengan judul tulisan Membaca, Suatu Fakta Tak Terelakkan, dan Juara III Widya Larasati dari SMA N 1 Magelang dengan karya tulis berjudul Rajin Membaca Sukses di Depan Mata.

Acara seminar sesi pertama diisi oleh dua orang narasumber, Ibu Sugiarti dari Perpustakaan Kota Magelang dan Sholahuddin Al Ahmed dari Suara Merdeka. Dalam uraiannya, Ibu Sugiarti menyampaikan kebijakan pemerintah yang terkait dengan pembudayaan minat membaca yang sudah digariskan dalam peraturan perundang-undangan, mulai dari konstitusi UUD ’45,  UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, UU No. 43 tahun 2009 tentang Perpustakaan, serta perangkat aturan teknis, seperti Keppres No. 86 tahun 2003 dan No.102 mengenai Fungsional Pustakawan. Lebih lanjut juga diuraikan mengenai pengertian, tujuan, manfaat, peranan para pihak, dan hambatan pengembangan minat baca. Catatan terpenting dalam hal-hal yang dapat menghambat minat baca, diantaranya budaya lisan yang lebih dominan dibandingkan tulisan, motivasi diri yang rendah, dorongan dari lingkungan sekitar rendah, kemudian dari sisi pengelolaan peprustakaan yang kurang profesional, penempatan masih seadanya, dan jam buka yang terbatas.

Pembicara ke dua, Sholahuddin Al Ahmed menguraikan materi dengan judul Membaca Itu Indah. Dalam pemaparannya Mas Udin pertama kali bertanya kepada hadirin, ”Apakah Anda hari ini sudah membaca?” Hadirin kebanyakan menjawab, ”Sudah!” Ketika ditanya lebih lanjut mengenai apa yang dibaca, jawaban hampir seragam diberikan hadirin, membaca sms! Hanya sedikit dan lirih yang menjawab membaca koran, majalah, apalagi buku atau kitab!

Menurut Mas Udin kunci untuk memiliki minat membaca yang tinggi adalah menyukai bahan bacaan yang sesuai dengan minat kita masing-masing. Dari sinilah akan muncul rasa ”enjoy”, menikmati apa yang kita baca karena kita membaca setulus dari lubuk hati tanpa adanya paksaan dari pihak lain. Di tengah sesi Mas Udin mengajak kepada semua hadirin untuk menuliskan apapun yang dirasakan atau terpikirkan pada saat itu. Penulisan dilakukan hanya dalam waktu lima menit! Lalu bagaimana hasilnya?

Seorang Ibu Guru maju ke depan dan membacakan tulisannya. Guru biologi tersebut menguraikan dengan runut dan panjang lebar mengenai konsep mengajar yang efektif dan efisien dengan mengoptimalkan segala prasarana dan penunjang. Tulisannya sangat luar biasa karena mencerminkan penjiwaan sang guru terhadap profesi dan mata pelajaran yang diampunya di dalam kelas.

Guru ke dua seorang bapak-bapak. Dengan penuh percaya diri ia melantunkan bait-bait sajak yang mengungkapkan kekesalannya terhadap acara yang sempat berlangsung dengan penuh ketidaknyamanan. Sound system yang ”brengsek”, snack yang tidak menggugah selera, dan segala ”ungkapan kejengkelan” dituliskannnya dalam bait-bait sajak kritik yang pedas dan tajam kepada panitia. Untungnya rekan-rekan panitia memiliki sikap legowo dan jembar segoro dalam menyikapi hal tersebut, terbukti di arena seminar tidak sampai terjadi tawur ataupun caci dan makian secara terbuka.

Penulis dadakan ke tiga, seorang ibu rumah tangga yang tengah hamil muda. Dengan penuh welas asih, ia menyampaikan bahwa pada masa kehamilan yang kini tengah dijalaninya, ia banyak membaca buku perawatan kandungan maupun tips-tips merawat anak dan menjadi ibu yang baik. Segala perasaan yang dirasa sebagai ibu yang tengah mengandung diungkapkannya secara lugas dan tegas, sehingga mencerminkan kesholehahannya sebagai calon ibu.

Sebagai ugkapan terima kasih kepada ketiga peserta seminar yang telah sukarela membacakan tulisan dadakannya, Mas Udin memberikan doorprize tiga buah buku kepada masing-masing peserta tersebut.  Demikian halnya untuk tiga penanya yang mengajukan pertanyaan pada sesi diskusi, dari panitia memberikan doorprize berupa buku menarik. Acara seminar kemudian diselingi dengan presentasi promosi dari Telkom Magelang selama hampir 20 menit.

Sesi ke dua seminar diisi pemateri Lusia Dayu dan Pakdhe Blontankpoer. Lusia Dayu dari Nulis Buku Community Magelang memberikan penjelasan mengenai latar belakang terbentuknya NBC dan agenda kegiatan yang telah dilaksanakan maupun direncanakan di waktu mendatang. Lebih lanjut juga diuraikan bagaiman teknik menerbitkan buku hingga pemasarannya. Hadirin terlihat sangat antusias mendengarkan uraian dari pembicara.

Pembicara ke dua pada sesi ini adalah blogger senior dari Komunitas Blogger Bengawan Surakarta. Penggerak komunitas yang memiliki pengalaman malang melintang di dunia reportase semenjak bergabung di Detikcom, Majalah DR ,dan the Jakarta Post ini mengawali uraiannya bahwa dunia membaca telah mengantarkannya menjadi penulis. Gaya penulisan yang dilakoninya pun tidak terlepas dari buku-buku favoritnya.

Perihal belajar menulis, Pakdhe memiliki kita agar kita tidak perlu terlampau risau dengan kaidah baku EYD ataupun kriteria redaktur. Pertama kali belajar menulis, tuliskanlah apa yang dirasa dengan bebas, lepas dan mengalir. Nantinya, seiring dengan kebiasaan, jam terbang dan pengalaman, maka akan terbentuk tulisan yang memenuhi kaidah penulisan yang baik dan benar. Khusus bagaimana menuliskan tulisan secara runut, runtut, dan mengalir sehingga terjadi jalinan kisah utuh yang enak dibaca, Pakdhe banyak belajar dengan membaca novel.

Dalam skala yang lebih luas, Blontankpoer mengungkapkan bahwa bangsa yang memiliki minat baca tinggi akan memiliki daya literasi yang tinggi pula. Dengan hal ini sebuah bangsa akan menjadi bangsa pembelajar yang sanggup menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk selanjutnya menjadi bangsa yang maju secara ekonomi maupun budaya. Minat baca di Indonesia masih sangat memprihatinkan sehingga semua pihak harus mendorong dan meningkatkannya. Hanya dengan cara demikian bangsa kita menjadi bangsa yang unggul dan berjaya!

Melengkapi uraian dari Pakdhe Blontank, Mas Hendri, seorang mahasiswa kependidikan bidang studi biologi dari UNS yang termasuk aktivis di Komunitas Blogger Bengawan Solo menyampaikan materi mengenai program e-learning. Dengan memberdayakan potensi kemajuan teknologi informatika dan komunikasi, proses pembelajaran dapat didorong agar siswa aktif menggali ilmu melalui sistem modul yang dipersiapkan oleh gurunya. Guru hanya bersifat sebagai pendamping dan fasilitator yang memberikan penjelasan apabila ada suatu sub materi yang dirasa kurang jelas bagi siswa. Proses ini lebih efektif dan efisien karena dapat dilakukan tanpa melakukan sesi kelas atau tatap muka secara langsung.

Mengakhiri rangkaian acara seminar, diberikan berbagai ragam doorprize mulai dari buku bacaan, mug cantik, kaset CD, tas laptop dan lain-lainnya. Seminar hari itu benar-benar banjir doorprize dari berbagai sponsor maupun pendukung lain. Dengan permainan sederhana dan pertanyaan-pertanyaan seputar isi seminar, para peserta sangat antusias saling berebut doorprize. Meskipun tidak semua peserta mendapatkan dooprize, namun semua peserta mendapatkan sertifikat dan makan siang.

Semoga seminar Pusaka di Balik Pustaka ini bisa bermanfaat dan ke depan bisa berlanjut dengan seminar yang lebih menarik.

Lor Kedhaton, 7 Mei 2012

 


15 tanggapan untuk “Seminar Revitalisasi Budaya Membaca”

  1. haha. bnyak sek menanti dokumentasi, sampai sekarang belum dpt copyane juga.. semoga aman-aman saja. lah sing moto gur kukuh tok we.

  2. krik2… aku undocumentated

    tapi tetap semangat.. semoga dari sekian peserta ada yg terpesona pada seminarnya atau minimal terpesona pada foto terakhir postingan ini lalu bergabung sebagai balatidarwati,… 🙂

    • perlu instropeksi diri secara mendalam nich kayaknya, paling tidak budaya baca di internal komunitas harus meningkat juga dong!