Sedikit Membaca Kalam Tak Pernah Membaca Alam


Masalah, bencana, dan musibah terus saja terjadi. Semua itu terjadi karena faktor alam dan ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab. Namun sebenarnya masalah, bencana atau musibah terus saja muncul karena manusia jarang membaca atau bahkan tidak pernah membaca. Mengapa bisa demikian?

Allah swt menciptakan alam semesta ini untuk manusia. Manusia harus selalu menjaga alam semesta ini. Namun kenyataannya, banyak masalah, bencana, atau musibah terjadi karena ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab. Aksi kekerasan dan ketidakpedulian manusia terhadap sesama dan alam terus saja ada. Perbuatan manusia tersebut disebabkan karena manusia jarang atau bahkan tidak pernah membaca, baik itu membaca buku atau tulisan maupun membaca keadaan alam atau keadaan. Jika manusia memiliki kebudayaan membaca apalagi selalu membaca keadaan atau alam sekitar, pasti manusia akan mampu mengambil hikmah atau pelajaran yang bisa dipetik dari setiap peristiwa yang terjadi. Pelajaran yang bisa diperoleh tersebut bisa menjadikan manusia pandai bersyukur, bijaksana, dan tidak merusak alam. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (Q.S.Ar-Ruum:41)

Namun masalahnya, masyarakat belum mempunyai budaya membaca. Bahkan mereka sama sekali tidak pernah membaca alam. Buktinya, masyarakat di dusun Bakalan, kecamatan Sawangan, kabupaten Magelang banyak yang belum bisa menyayangi lingkungan sekitarnya. Masyarakat masih kurang peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Banyak pohon ditebang tanpa adanya penanaman kembali, sampah-sampah dan kotoran dibuang ke sungai, dan banyak lahan terbengkalai atau kurang terawat. Masyarakat di dusun Bakalan juga masih belum bisa mengambil pelajaran berharga yang diperoleh dari peristiwa erupsi merapi tahun 2010 yang lalu yaitu pelajaran menyayangi alam dan lingkungan sekitar.

Selain masalah kerusakan alam, masalah sosial yang sering terjadi juga disebabkan karena kurangnya minat baca dalam diri masyarakat. Orang yang sering membaca buku yang berkaitan dengan masalah sosial kemasyarakatan akan mempunyai jiwa yang peka terhadap sosial. Dalam kehidupan masyarakat akan timbul perasaan saling menyayangi dan rasa kekeluargaan. Namun masyarakat di dusun Bakalan, perasaan saling menyayangi masih belum bisa berkembang. Hal ini terjadi karena masih ada jarak yang cukup jauh antara masyarakat golongan ke atas dengan masyarakat golongan ke bawah. Masyarakat masih minim mempunyai pengetahuan tentang masalah sosial kemasyarakatan dan belum bisa membaca keadaan lingkungan sosial yang sedang terjadi sehingga mereka masih saling kurang peduli dan bersikap egois.

Masyarakat di dusun Bakalan, mulai dari anak-anak sampai orang tua, kegiatan membaca merupakan hal yang sangat sulit dilakukan apalagi dengan adanya arus globalisasi yang tidak bisa dihindari. Anak-anak sampai orang tua lebih senang menonton televisi dari pagi sampai malam. Para remaja lebih suka membaca sms dan chatting daripada membaca buku. Hal ini diperparah dengan kurangnya sarana dan prasarana untuk membaca, seperti kurangnya koleksi buku yang dimiliki, tidak ada perpustakaan di desa, dan tidak ada peraturan atau ketentuan yang mewajibkan setiap orang untuk membaca buku.

Sebenarnya membaca adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap manusia. Maka setiap individu harus dipaksa untuk membaca sejak dini agar semakin lama tercipta kebudayaan membaca, baik membaca tulisan maupun membaca alam. Dan juga manusia harus selalu ingat bahwa membaca sama saja dengan menuntut ilmu yang merupakan perintah dari Allah swt agar manusia bisa hidup bahagia di dunia dan akhirat. Semakin banyak ilmu yang diperoleh maka manusia akan menjadi semakin bijaksana dalam menanggapi dan mengatasi segala pemasalahan yang terjadi dalam kehidupan. Dengan banyak membaca, manusia akan memiliki kepekaan alam dan sosial yang tinggi. Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran (Q.S.An-Nahl:90)

Zaidah Rifah Uswatun

 SMAN 1 Muntilan

 Juara I Lomba Menulis Tahun 2012 Kategori SMA


2 tanggapan untuk “Sedikit Membaca Kalam Tak Pernah Membaca Alam”

  1. beberapa catatan:
    merapi, mestinya ditulis dengan huruf M-besar menjadi Merapi;
    swt, mestinya ditulis SWT;
    jarak yang cukup jauh antara “masyarakat golongan ke atas” dengan “masyarakat golongan ke bawah”
    pengambilan kasustik di Bakalan kurang pas untuk pengkhususan dari kesimpulan generalisir bahwa budaya membaca masyarakat masih rendah!

  2. penulisnya dek rifah to ini? apresisasi tinggi buat anda, semoga semakin kritis dan semakin kreatif ya, good Luck 😀