Pendekar Tidar#17


REKYANA PATIH DOBLEH KENCONO,

Sang Blogger Pewaris Trah Kethoprak

GusMul1Sebenarnya sosok yang satu ini sudah sekian lama malang melintang di jagad perblogeran Bhumi Tidar. Di awal kiprahnya ia sudah menggawangi sebuah blog yang khusus didedikasikan untuk gethuk magelangan. Sedari awal ia memang mengesankan diri sebagai blogger yang misterius dan seolah tidak ingin nampak di dunia nyata. Sekian lama mengembara menjadi pengelana di tatar Sukabumi dan tlatah Ngayojakarta Hadiningrat menjadikannya kemudian percaya diri untuk mulai melakukan perjumpaan darat. Meskipun masih mengakui sebagai blogger 1.0, ia akhirnya muncul di gethukan sekitar November tahun silam.

Sore itu sekitar waktu lepas Ashar. Kami, tepatnya kalau tidak salah ada saya, Nahdhi, Yudha, dan Mbak Dana sedang lesehan gethukan di serambi Masjid Agung Magelang. Cuaca memang kurang mendukung dengan guyuran rintik gerimis. Maka sebagaimana alternatif papan reriungan biasanya, kami merapat di serambi masjid yang senantiasa dijaga Mbah Herman sang penabuh bedug. Ketika pembicaraan belum berlangsung lama, nampak tergopoh-gopoh seorang pendekar gondrong dari sisi selatan serambi. Dengan senyum lebar ia mendekat dan kemudian sayapun langsung ngeh dengan sosoknya. Ia adalah salah seorang blogger yang eksis di Bhumi Tidar, bahkan hingga hari ini.

Obrolan ngalor-ngidulpun menghangatkan suasana gethukan. Meskipun Balatidar yang kerso rawuh sangat jauh dari harapan hadirin, namun tanpa mengurangi satu maknapun dari sebuah silaturahmi yang ingin senantiasa menjalin paseduluran yang tanpa batas. Sekitar menjelang jam 5 petang, kamipun sepakat untuk membubarkan pawiwahan agung tersebut. Masing-masing dari kami akhirnya meninggalkan Masjid Agung dengan suatu goresan kesan masing-masing.

Tatkala pada Minggu sore hari berikutnya, saya sebatih kebetulan berencana melakukan perjalanan suci ke barat dengan bus Santoso kebanggan warga Magelang. Tatkala baru memasuki pelataran garasi di Soekarno-Hatta, saya kembali menjumpai sosok gondrong sebagaimana yang sehari sebelumnya melakukan penampakan di gethukan. Ternyata ia juga tengah berencana melakukan perjalanan ke barat. Cerita-punya cerita, ia konon memenangkan kontes penulisan di blog dari salah satu BUMN yang bergerak di bidang perteplokan modern sebagai penerus setia RA Kartini yang memegang sesanti “habis gelap terbitlah terang” dan kerja bareng dengan detik.  Akhirnya pada kesempatan tersebut kami sempat saling tukar-menukar nomer kontak.

GusMul4

Dari sanalah komunikasi diantara kami menjadi lebih intens dan akrab, baik melalui blog maupun facebook-an. Beberapa minggu berselang, atas woro-woro Pangkopdar Nahdhi, ia dan seorang blogger tetangganya bersemangat untuk nggrudhuk Ringin Tengah Alun-alun Kota Magelang. Tentu saja, dengan semangat 45 ia ingin kembali mempererat persaudaran. Nah, ndilalahnya ternyata Balatidar yang lain berhalangan hadir karena satu dan lain hal. Akhirnya jadilah gethukan menjadi ajang kopdaran dua blogger dari Kampung Seneng tersebut. Kecewa? Tentu saja mereka tidak bisa menyembunyikannya. Grundelannya bahkan sempat menjadi warna di beberapa media sosial.

Akhirnya bersamaan dengan hajatan Pameran Magelang Tempoe Doeloe yang diadakan sebagai salah satu event peringatan HUT Kota Magelang ke-1107, digelarlah Gethukan Tempo Doeloe di Eks Karesidenan Kedu. Meskipun barisan Balatidar yang hadir juga sebatas muka-muka itu saja, namun setidaknya ada kesan yang lebih mendalam dari obrolan maupun sharing diskusi diantara Balatidar. Puncak gelak tawa bahkan sempat terjadi pada saat Balatidar bersama-sama menikmati sajian Stand Up Comedi yang nampaknya hanyalah rombongan kami yang menjadi penonton ajang lucu-lucuan tersebut.

Beberapa bulan bergeser, Komunitas Blogger Pendekar Tidar Magelang mendapatkan kehormatan untuk turut menghadiri ASEAN Blogger Festival Indonesia (ABFI 2013) di Surakarta, pada 9-10 Mei 2013. Kebetulan pula Balatidar hanya mendapat jatah perwakilan 3 blogger. Dengan pertimbangan secara seksama terhadap satu dan banyak hal, akhirnya duta yang berangkat ke Solo terdiri saya sendiri, Pak Gunawan Juliyanto, dan tokoh blogger kita ini.

Sampeyan bisa menebak siapakah seleblogger yang sedari tadi kita perbincangkan? Ya, dialah penghuni padhepokan agusmulyadi.com maupun agusmulyadi.web.id. Dari nama personal blognya tersebut, tentu tidak ada sensasi, misteri apalagi sebuah kejutan mengenai siapa tokoh di balik peristiwa ini. Dia memang bernama asli Agus Mulyadi. Tentu saja ia terlahir di bulan Agustus.

Keberangkatan ke ABFI memang ditempuh dengan cara dan jalur yang berbeda-beda diantara kami bertiga, perwakilan Balatidar. Agus Mulyadi alias GusMul, sedari awal sudah kangsenan dengan beberapa teman blogger di seputaran Jogja, ada Kang Jarwadi, Anno, Hendri, dan beberapa yang lain. Akhirnya baru pada Kamis sore kami sempat bertatap muka kembali, setelah sebelumnya hanya dua-tiga kali sempat berjumpa darat. Maka dimulaikan pengembaraan di Kota Bengawan.

GusMul7

Di Solo pulalah GusMul ini mulai blak-blakan berani membuka kedok dan kartu-kartu lucu-lucuannya. Bahkan tatkala di sesi break out rombongan blogger ABFI menuju ke situs leluhurnya di Sangiran, GusMul benar-benar nampak sumringah menghibur para blogger yang tengah kepanasan akibat matinya AC bus dengan sundulan dagelannya. Terlebih lagi di barisan kursi belakang tersebut hadir pula Bang Komar sang blogger lenong Bekasi yang Betawi asli juga. Terungkaplah bahwa ternyata jiwa dan darah ndagelnya GusMul didapatkan secara turun-temurun dari Pak Trimo, sang ayah yang ternyata pula seorang seniman dagelan kethoprak.

Siapa yang tidak kenal dengan Pak Trimo? Bahkan tatkala rombongan menaiki bus, saya sempat menemukan sebuah headline di sebuah surat kabar yang pada hari itu tengah memberitakan Pak Trimo. Termasuk Bang Komar yang orang Bekasi Betawipun mengaku tidak asing dengan nama Pak Trimo. Berarti kesimpulan saya, nama Pak Trimo itu benar-benar kondang kaloka ing sakindenging nuswantara!

Suasana panas di bus siang itu benar-benar menjadi cair dan cool oleh candaan putra Trimo Junior. Aneka ragam lelucon benar-benar meledakkan tawa para blogger melebih kedahsyatan daya ledak sebuah mercon bumbung sekalipun. Sebutlah untuk sekedar berbagi kelucuan, beberapa lontaran humornya bertemakan cinta yang sangat mewakili tema hidupnya, semisal “Cinta ditolak tuak kutenggak”, atau “Cinta ditolak Sarkem isih bukak”. Bahkan fatwa saktinya merumuskan bahwa sepak bola adalah permainan paling bodoh, bola hanya satu diperebutkan orang banyak! Lebih bodoh lagi permainan bola basket, sudah tahu ringnya berlubang, eeee…. masih saja bolanya dimasukkan! Hwwaaa…wkwkwk….wkwkwk. Silakan jika sampeyan juga ingin tertawa. Tertawalah selagi tertawa itu belum dilarang!

GusMul5  GusMul3

Ada juga pertanyaan, kenapa kucing kok jalannya belok kiri terus? Dijawab sendiri oleh GusMul, ya karena kucingnya kekunci stangnya! Makane ngiri terus! Akhirnya ketika tiba di Sangiran, pelawak kita tersebut benar-benar tidak bisa menyembunyikan keharuan seumur hidup karena telah benar-benar bisa bersua dengan para nenek moyangnya yang selama ini memang sangat didamba dan dirindukannya. Terbukti dalam berbagai kesempatan ia sangat antusias meminta dirinya diabadikan dan dipersandingakn dengan para fosil-fosil purba itu.

Yang tak kalah seru dan menjadi kisah yang mengharu biru adalah perjalanan Agus ke Jakarta.  Sebagai pemenang kontes lampu kencar-kencar, ia berhak atas hadiah uang tunai 2 juta rupiah, plus voucher nginap dan segala uba rampenya di hotel berbintang di bilangan Sudirman Jakarta. Maka dengan bus Santoso ia memenuhi panggilan ibukota. Sebelumnya ia sempat berkomunikasi dengan panitia lomba agar voucher nginep dan makan-makannya bisa diuangkan saja. Niat hati ia ingin menggunakan uang tersebut untuk masang listrik, mumpung bersamaan ada pemutihan pendaftaran. Bagaimanapun listrik adalah barang penting baginya. Selama ini ia harus bersusah payah nyetrumke aki, maupun nyelah diesel untuk bisa menghidupkan komputer dan tersambung online ke internet. Singkat cerita permohonan itupun dikabulkan.

GusMul2GusMul memang bukan Agus namanya jika tidak memiliki jiwa nekat yang kuat. Selepas tampil tampan di hotel berbintang, ia menelusuri jalanan ibukota. Belajar dari pengalamannya ngglandhang di Jogja, dengan modal 20 ribu ia bisa menumpang online sekaligus menginap gratisan di warnet. Namun di Jakarta Gus! Jangan kira gampang menemukan warnet. Walhasil GusMul memang gagal nginep di warnet. Ia masih punya alternatif rencana. Ia akan menginap di Masjid Istiqlal.

Tatkala perjalanan sampai di sisi selatan Monas, tepatnya di depan Kementerian BUMN ia berniat menyeberang jalanan. Beberapa saat, bahkan lama sekali ia berdiri di bawah lampu merah. Satu menit, dua menit, sepuluh menit, bahkan hingga dua puluh menitan lampu merah tidak kunjung berubah warna menjadi hijau. Seorang pulisi yang berjaga di pos seberang prapatan mendekatinya dan bertanya, “Mau nyabrang Mas?” Agus mengangguk. “Nih tombolnya dipencet, biar ijo” jelas sang pulisi agak sinis. Jagad dewa batara! Betapa Agus merasa dirinya sangat bodoh kala itu!

Tujuan Istiqlal tercapai. Namun cilakanya, ternyata masjid raksasa itupun tidak ramah kepada musafir seperti dirinya. Semenjak menjelang malam, semua gerbang Istiqlal digembok rapat. Akhirnya GusMul ngglandhang tidur di pelataran Tugu Monas! Untung ia membawa sarung untuk sekedar menyelimuti tubuhnya dari dinginnya malam Jakarta. Untuk urusan yang satu ini, mungkin dialah satu-satunya blogger dari segenap penjuru dunia yang pernah tidur di pelataran Monas. Coba tanya semua blogger yang sampeyan temui, pasti mereka belum melakukan keajaiban itu! Blogger BHI saja takhluk oleh semut geninya Monas je! Blogger satu ini benar-benar tangguh!

GusMul6

GusMul setelah menyelami dunia blogging memang berbeda dengan Agus-Agus yang lainnya. Pergaulan dan perjalanan pengembaraan menjadi kian bertambah luas dan melintas batas. Jika dulu daya jelajahnya hanya sebatas “tanggapan kethoprak” ketika diajak ayahnya mentas, kini ia sudah berani berfoto dengan cewek Hungaria saat Mangkunegaran Performing Arts, bahkan menjadi pemandu wisata blogger idolanya dari Filipina. Bahkan tatkala membaur di ABFI ia sempat meminta blogger Malaysia menjadi Cik Gu-nya. Hebat bukan? Nampaknya ia sudah mulai meningkat menjadi blogger 2.0.

Ingin lucu-lucuan dengan Agus bin Trimo? Jelas sampeyan akan kalah lucu. Terlebih sudah sejak lama ia memang digadang-gadang untuk mewarisi tahta Rekyana Patih Dobleh Kencono. Inilah gelar yang dicita-citakannya kelak di alam sukses. Benar-benar darah Pak Trimo terwarisi olehnya.

Ngisor Blimbing, 22 Mei 2013

Artikel terkait:

  1. Pendekar Tidar#0
  2. Pendekar Tidar#1
  3. Pendekar Tidar#2
  4. Pendekar Tidar#3
  5. Pendekar Tidar#4
  6. Pendekar Tidar#5
  7. Pendekar Tidar#6
  8. Pendekar Tidar#7
  9. Pendekar Tidar#8
  10. Pendekar Tidar#9
  11. Pendekar Tidar#10
  12. Pendekar Tidar#11
  13. Pendekar Tidar#12
  14. Pendekar Tidar#13
  15. Pendekar Tidar#14
  16. Pendekar Tidar#15
  17. Pendekar Tidar#16

14 tanggapan untuk “Pendekar Tidar#17”

  1. walah… sayange malah aku ora sido kepethuk konco2 goro2 sebtu esuk diajak ngopi bareng pak rudy (walikota solo) dadi kelalen nek esuk kuwi eneng acara neng urban forest

  2. Aku kenal Gusmul ini dari 2011 tapi baru ketemu kemaren di Pameran Kota tua, semoga dengan hadirnya beliau di tengah-tengah Balatidar, Pendekar akan menjadi lebih semarak dan ramai lagi 🙂