Kabar Dari Seminar Bala Tidar


GELAR SEMINAR BALA TIDAR

seminar-balatidar3Ambal warso atau ulang tahun adalah momentum penting bagi sebuah proses pendewasaan hidup. Prinsip ini dicoba untuk lebih dibumikan oleh Komunitas Pendekar Tidar Magelang. Berawal adanya ide untuk lebih menggugah minat baca dan menulis di kalangan pelajar se-Eks Karesidenan Kedu melalui Lomba Menulis untuk Pelajar dengan tema “Dengan Menulis, Mengenal Kearifan Lokal lebih dalam”, maka acara dipuncaki dengan gelar seminar untuk pahlawan tanpa tanda jasa bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional.

Kopdar komunitas blogger? Wah sudah sangat biasa! Namun blogger menggelar acara seminar? Ini termasuk luar biasa sepertinya. Namun inilah salah satu bukti bakti Bala Tidar untuk para guru yang telah berperan dalam mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Seminar diselenggarakan pada Hari Ahad, 9 Mei 2010, bertempat di Aula Dinas Pendidikan Kota Magelang dengan mengambil tema “ Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Pembelajaran dan Penulisan Multimedia dalam menunjang Kegiatan Belajar Mengajar”.

Seminar menghadirkan tiga orang narasumber sekaligus, masing-masing adalah Sawali Tuhu Setyo, MPd. dari Asosiasi Guru Penulis Nasional Wilayah Jawa Tengah, Gunawan Juliyanto dari Komunitas Rumah Pelangi Muntilan, dan Sang Nananging Jagad, Sesepuh Komunitas Blogger Pendekar Tidar Magelang. Seminar dipandu oleh blogger Rokhmad Munawwir selaku moderator.

seminar-balatidar4 seminar-balatidar2

Di sesi pertama pembicara Sawali yang berprofesi sebagai seorang guru Bahasa Indoensia di SMP 2 Pegandon, Kendal menguraikan materi mengenai aspek pemanfaatan multi media sebagai pendukung sarana kegiatan belajar mengajar secara formal di lingkungan sekolah. Disampaikan bahwa dinamika jaman telah mengalami perubahan, demikian halnya kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi. Demikian halnya pola dan tingkah laku siswa jaman sekarangpun sudah mengalami pergeseran dibandingkan dengan jaman anak remaja sepuluh tahun yang lalu.

Internet sebagai salah satu ikon dunia informasi memiliki banyak sumber informasi maupun aplikasi teknik-teknik penyampaikan materi pelajaran di dalam kelas. Di sisi lain, sebagai akibat semakin mudahnya pengaksesan internet menyebabkan internet menjadi salah satu tolak ukur gaya hidup dan trend bagi kalangan siswa. Dengan sifat keingintahuan seorang remaja yang luar biasa, bisa jadi siswa akan menjadikan internet sebagai guru utama dalam penguasaan materi pelajaran. Bila demikian halnya yang terjadi maka guru akan ketinggalan informasi dibandingkan dengan siswanya sendiri. Maka mau tidak mau, seorang guru dituntut untuk senantiasa belajar guna mengembangkan muatan pengetahuan yang dibidanginya dengan didukung teknik penyampaian materi yang lebih informatif, menarik, dan tentu saja up to date.

seimnar-balatidar1Adapun pembicara ke dua dan ke tiga lebih banyak menyoroti tema pendidikan dan pembelajaran hidup di luar dinding ruang kelas. Gunawan Juliyanto, Koordinator Komunitas Rumah Pelangi Muntilan menuturkan bahwa anak mempunyai hak untuk berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing. Anak tidak dapat dicetak untuk menjadi hanya sekedar pandai, namun tidak cerdas. Penggarisbawahan kata “cerdas” dimaksudkan bahwa anak semestinya pintar secara intelektual namun sekaligus santun dalam budi pekerti dan akhlaknya.

Komunitas Rumah Pelangi yang telah berdiri sejak lima tahun yang lalu berupaya kembali memperkenalkan anak dengan dunia anak yang seakan telah hilang tergerus arus modernisasi dan globalisasi. Di masa lalu, pengembangan kecerdasan anak disamping melalui pembelajaran di dalam kelas juga dilakukan dengan kegiatan bermain yang menggembirakan. Memang dunia anak adalah dunia permainan, maka ia menyampaikan bahwa bocah kudu dolanan, bocah dudu dolanan. Inilah latar belakang kenapa komunitas ini memiliki misi untuk melestrasikan berbagai dolanan dan permainan tradisional yang banyak mengajarkan tentang kerja sama, nilai kesetiakawanan, keguyuban, dan tentunya kreativitas.

Sebagai agenda tahunan yang digelar di Rumah Pelangi adalah Festifal Tlatah Bocah yang diselenggarakan bertepatan dengan masa liburan kenaikan kelas. Untuk tahun ini Festival Tlatah Bocah mengambil tema sentral Tutur Tinular:Tuturing Ati Tinularing Pakarti. Kata hati hendaknyalah menyatu dan menjadi kesatuan dengan tindakan atau tingkah laku seseorang. Ketika ada seorang anak berkata kepada dunia, aku ingin mendengar cerita, tetapi dari siapa? Aku ingin bercerita, tetapi kepada siapa?

Intinya bahwa anak butuh bercerita dan berekspresi mengembangkan diri tanpa terpasung pemaksaan keinginan orang tuanya yang bisa jadi kurang cocok dengan sang anak. Anakpun membutuhkan orang dewasa yang mampu mendongengkan kisah dongeng yang akan membentuk kepribadidan dan budi pekerti luhurnya.

seminar-balatidar7 seminar-balatidar8

Pembicara ketiga sekaligus Sesepuh Komunitas Pendekar Tidar Magelang mengulas tema tentang blog sebagai salah satu media pembelajaran. Dijelaskan bahwa tampilan postingan dalam sebuah blog pada umumnya berisi tulisan, baik berupa artikel, catatan harian, opini, maupun karya sastra yang dilengkapi dengan foto atau ilustrasi yang manarik.

Tulisan memang mendominasi tampilan dan isi sebuah blog. Kebiasaan membuat postingan secara otomatis akan menjadikan seorang blogger menulis dengan baik dan menarik. Untuk menggali sebuah tema penulisan dibutuhkan suatu sensitivitas atau kepekaan yang memadai. Selanjutnya sebuah ide menarik akan menjadi tidak menarik bila ditulis dengan cara awur-awuran, tanpa memperhatikan pola kalimat dan pemilihan kata, serta alur penulisan yang teratur. Dari sinilah bisa dikatakan bahwa blog menjadi salah satu sarana pembelajaran untuk memupuk minat menulis.

Ide postingan sebuah blog bisa berasal dari manapun. Pengalaman pribadi, peristiwa yang dialami, didengar, atau dilihatnyapun bisa diangkat ke dalam sebuah postingan yang menarik. Dan diantara banyak sumber inspirasi penulisan, salah satunya bisa berasal dari buku, majalah, koran yang dibaca seorang blogger. Dunia menulis meang tidak bisa dilepaskan dari dunia membaca. Seorang penulis biasanya memilki latar belakang minat baca yang tinggi.

Salah satu tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD ’45 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemudian lebih lanjut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dapam Pasal 4 ayat (5) ditegaskan bahwa pendidikan nasional diselenggarakan denganmengembangkan budaya membaca, menulis dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. Inilah barangkali sebuah benag merah antara kegiatan ‘ngeblog’ yang positif dengan upaya untuk mengembangkan kepribadian manusia yang utuh, mandiri, kreatif, disiplin, serta memiliki kepribadian dan budi pekerti yang luhur.

Seminar berjalan antusiasme yang sangat luar biasa dari peserta. Dari lebih 140 peserta yang hadir banyak meluncur pertanyaan yang ingin lebih jauh memahami penerapan multi media untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah, hingga terjadi sebuah dinamisasi diskusi yang sangat interaktif dan luar biasa.

seminar-balatidar5 seminar-balatidar6

Acara dipuncaki dengan pengumuman sekaligus pemberian hadiah untuk juara lomba menulis yang telah diagendakan sebelumnya. Adapun sebagai Juara I tulisan berjudul “Es Pleret” karya Zalecha Nur Afda dari SMP 1 Muntilan. Juara II Febtina Rahmawati dengan tulisan berjudul “Tape Ketan, Makanan Khas Magelang”, siswi SMP 1 Muntilan. Dan juara III diraih oleh Elizabeth Irene Hartanto dengan tulisan “Masih Ada” dari SMA Vanlith Muntilan.


24 tanggapan untuk “Kabar Dari Seminar Bala Tidar”

  1. Welah, jebule Pak Sawali ki MPd to? Wuih, layak tenan kalau posting-postingnya maknyus markunyus. Salut deh buat pak Sawali… ^_^