Indonesia Membaca


Buku adalah jendela kehidupan.”, inilah semboyan bagi sebagian orang yang memahami betul manfaat dari membaca buku. Mereka telah menggap buku sebagai bagian dari hidup mereka yang tak terpisahkan. Buku, begitu besar sekali makna yang terkandung di dalamnya apabila kita betul-betul paham akan khasiatnya. Membaca buku akan memberikan manfaat positif yang dapat kita rasakan, diantaranya: Dapat menghilangkan kecemasan dan kegundahan; membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir; meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata; meningkatkan kretifitas; mengurangi kebosanan; dan masih banyak manfaat lainnya yang didapat dari membaca buku. Akan tetapi, betapapun besar manfaat dari membaca buku, jika individu itu sendiri kurang memiliki kesadaran tentang pentingnya membaca buku, terciptanya suatu peradaban yang lebih baik menjadi suatu keniscayaan.

Minat baca menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap angka pembaca buku. Menurut beberapa survey di dunia seperti UNESCO dan PISA, angka minat baca Indonesia masih sangat minim dibandingkan dengan negara-negara Asia lain, bahkan masih kalah dibandingkan negara-negara Asia.

Tenggara lainnya. Hal itu dibuktikan dengan tidak terbiasanya warga Indonesia memiliki kebiasaaan membaca buku ( reading habit ), seperti yang telah menjadi budaya di beberapa negara maju lain, seperti Jepang dan Korea. Kejadian ini dianggap sebagai tragedi yang  disebut “Tragedi Nol Buku.

Pembangunan kebiasaan membaca dapat ditanamkan sejak masa kanak-kanak terutama di lingkungan keluarga, karena dapat membentuk karakter seseorang dan dapat menjadi kebiasaan. Pepatah Inggris mengatakan “We first make our habits, then our habits make us. “, yang artinya, “Sebuah watak akan muncul, bila kita membentuk kebiasaan terlebih dahulu.” Maka, perlu sekali untuk diadakan pengembangan minat dan kebiasaan baca terhadap para generasi muda, sebagai generasi penerus kelak. Pembangunan minat baca, selain membutuhkan peran serta keluarga, juga memerlukan adanya partisipasi aktif dari pemerintah , lembaga pendidikan, lembaga swasta, dan dukungan dari masyarkat pada umumnya. Jadi, kesimpulannya adalah mengembangkan minat dan kebiasaan baca masyarakat akan bisa terwujud kalau semua pihak dari mulai pemerintah, kalangan swasta, pustakawan, dunia pendidikan, Orang tua, pecinta buku maupun elemen masyarakat bersatu untuk bersama-sama menumbuhkan minat dan kebiasaan baca bagi semua orang terutama anak-anak.

Minimnya minat baca masyarakat, juga dipengaruhi oleh minimnya sarana dan prasarana membaca buku, seperti perpustakaan. Budaya minat baca masyarakat tentunya juga sangat bergantung pada ketersediaan buku yang dapat dibaca. Buku di perpustakaan, terutama perpustakaan sekolah masih sangat jauh dari apa yang diharapkan pemerintah, apalagi sperti di daerah-daerah pelosok yang umumnya masih mengalami kesenjangan sosial.

Sebenarnya, dari pihak pemerintah sudah menetapkan beberapa Undang-Undang dan Peraturan yang lain mengenai usaha untuk mengembangkan minat baca, seperti diantaranya : UU No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan; Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014; Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007; dan bahkan telah memaksa pemerintah daerah untuk mengembangkan sarana dan prasarana membaca dari dana APBD. Akan tetapi, semua itu hanya sebatas peraturan yang diabaikan. Kenyataanya di lapangan, banyak terjadi penyelewengan sehingga tujuan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Itulah yang menjadi kendala pengembangan budaya baca di kalangan masyarakat saat ini. Untuk itu, perlu sekali untuk diadakan pembaharuan peraturan dan perbaikan sistem dan strategi yang masih belum sesuai agar dapat dijalankan secara lancar dan baik. Dalam hal ini, pemerintah juga harus bersikap konsisten agar rencana ini tidak berhenti di tengah jalan dan kahirnya akan menjadi sesuatu yang sia-sia. Selain itu, pemerintah juga perlu untuk mensosialisasikan budaya minat baca sebagai budaya yang mempunyai keluhuran serta manfaat pembangunan din sendiri dan negara. Sosialisasi perlu diadakan secara intensif dan tepat sasaran sehingga kesadaran pentingnya membaca dan manfaat membaca dapat tumbuh subur di kalangan masyrakat biasa sekalipun. Apalagi sekarang teknologi informasi dan komunikasi sedang berkembang sangat pesat, sehingga memungkinkan sosialisasi dapat diberikan dengan lebih cepat dan berkembang di berbagai media informasi lainnya.

Jadi, selagi masih ada kesempatan dan kemauan , Ayo, kita sukseskan Budaya Membaca untuk Indonesia yang lebih baik!

  Lela Wahyu Anggraeni

  SMPN 1 MUNTILAN

  Juara II Lomba Menulis Tahun 2012 Kategori SMP


Satu tanggapan untuk “Indonesia Membaca”

  1. Isi tulisan yang diangkat sebenarnya cukup menarik.
    Hanya saja pengutipan-pengutipan data maupun informasi dari referensi lain tidak dikutip secara tegas dan benar, contohnya tentang peraturan perundang-undangan(nomor, tahun, dan judulnya). Selain itu pola kalimat yang dibuat kurang menerapkan pembuatan pola kalimat yang baik (SPOK, penggunaan tanda baca), dan terdapat beberapa kesalahan pengetikan yang mengganggu.

    Btw, terus berlatih untuk menjadi lebih baik!