Getuk Gondok Hj. Sri Rahayu


Kuliner maupun jajanan yang khas suatu daerah kini menjadi daya tarik wisata tersendiri bagi para pelancong. Tak sedikit pelancong yang ingin berlibur ke suatu daerah tertentu dikarenakan hanya ingin mencicipi kuliner maupun jajanan tersebut dan bahkan bukan karena keindahan alam ataupun tempat wisatanya. Magelang yang sudah lama dikenal dengan jajanan khasnya yaitu gethuk juga menginginkan makanan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Salah satu industri gethuk yang terkenal di Magelang salah satunya adalah Getuk Gondok.

Alhamdulillah Pendekar Tidar berkesempatan untuk mengunjungi salah satu produksi pabrik getuk gondok yang bernama Gethuk Gondok HJ. Sri Rahayu yang berlokasi di karet 05/03 Bulurejo, Mertoyudan, Magelang. Ibu HJ. Sri Rahayu sebagai penerus bisnis produksi getuk gondok yang merupakan bisnis turun temurun dari Embah Gondok yang tidak lain tidak bukan adalah eyang dari ibu HJ. Sri Rahayu. Menurut beliau nama Gondok tersemat dikarenakan dulu eyang beliau sewaktu memproduksi getuk mempunyai penyakit gondok dan masyarakat sekitar menyebutnya getuk gondok mungkin hanya untuk membedakan dengan getuk buatan orang lain. Namun sekarang nama getuk gondok menjadi sangat terkenal di Magelang.

Ibu HJ. Sri Rahayu pun dengan senang hati menerangkan bagaimana proses pembuatan getuk gondok. Proses pertama adalah mengupas ketela dan kemudian dibersihkan. Kemudian di kukus selama hampir 2,5 jam. Ketela yang sudah matang lalu dimasukan ke sebuah loyang yang besar dan seketika itu ditumbuk oleh sekitar 4 pekerja. Karena ketela yang masih panas akan memudahkan proses penumbukan dibandingkan dengan yang sudah dingin. Metode penumbukannya pun tidak semudah yang dibayangkan, perlu teknik kusus agar proses tersebut tidak membuang banyak tenaga. Serat-serat ketela pun dihilangkan menggunakan alat sejenis arit agar hasil akhir gethuk menjadi halus.

Dalam proses penumbukan ini diselingi dengan pemberian bahan tambahan seperti gula, pewarna dan pewangi. Pemberian bahan tambahan tersebut merupakan hal yang wajar dalam pembuatan gethuk karena bertujuan agar gethuk mempunyai warna, bau, dan rasa yang indah. Setelah itu hasil penumbukan masih diolah lagi menggunakan sebuah mesin yang mertujuan untuk lebih menghaluskan gethuk dari proses penumbukan tadi. Dan proses terakhir adalah mencetak gethuk sesuai dengan yang dinginkan pelanggan, penambahan rasa pun sering diminta oleh para pelanggan seperti rasa kopi dan durian. Semua proses tersebut dapat menghasilkan jajanan khas magelang yang luar biasa enaknya yaitu Getuk Gondok.

Pada hari biasa ibu Hj. Sri Rahayu dapat menghabiskan 25 kg ketela dan 7 kg gula sebagai bahan baku pembuatan gethuk serta beberapa bahan tambahan. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi gethuk yang akan diedarkan dalam satu hari pun memakan banyak waktu. Beliau harus bangun pagi-pagi hari agar gethuk dapat diedarkan tepat pukul 8 pagi. Pemasaran getuk gondok ibu Hj. Sri Rahayu telah mencapai luar kota seperti Semarang dan Yogyakarta. Beliau lebih memusatkan penjualannya di depan panorama tekstil di pasar Rejowinangun Magelang, namun itu dulu sebelum pasar Rejowinangun terbakar. Sekarang setelah pasar Rejowinangun terbakar beliau beserta anak-anaknya memasarkan getuk gondok di daerah pasar manuk, Magersari. Beliau kini mempekerjakan 10 karyawan termasuk anak-anaknya untuk memproduksi gethuk. Dengan semua kerja keras serta semangat beliau itu, beliau mampu menghidupi karyawan serta anak-anaknya.

Pelajaran yang dapat saya ambil dari perjalanan getuk gondok yang dikelola ibu Hj. Sri Rahayu adalah kepemimpinan beliau. Beliau memimpin sebuah industri kecil yang dimulai dari beliau remaja dari tahun 1985 dan hingga sampai saat ini industri tersebut masih berjalan. Beliau menjalankan industri ini dengan kerendahan hati dimana banyak sekali bisnis industri yang serupa muncul di Magelang, serta kepemimpinan sejati beliau dimana banyak orang yang dipercaya menghianati beliau namun beliau masih tetap berjuang menyelamatkan industri turun temurun ini. Pelajaran mengenai kerendahan hati dan kepemimpinan sejati dapat kita peroleh dari kisah hidup Nelson Mandela. Seorang pemimpin besar Afrika Selatan, yang membawa bangsanya dari negara yang rasialis, menjadi negara yang demokratis dan merdeka. “kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya” – Kenneth Blanchard.

sumber : Kukuh Setyawan

11 tanggapan untuk “Getuk Gondok Hj. Sri Rahayu”

  1. Saya tertarik dengan informasi mengenai kuliner diatas. Indonesia memang Negeri yang memiliki keanekaragaman kuliner yang memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing.Selain itu, tulisan diatas sangat menarik untuk dipelajari yang dapat menambah wawasan kita mengenai kuliner di lndonesia. Saya juga mempunyai tulisan yang sejenis mengenai Explore Indonesia yang bisa anda kunjungi di Explore Indonesia