Festival 1000 Balon di Masjid Agung Payaman Magelang


Lebaran identik dengan ketupatnya, itu biasa! Idul Fitri dengan tradisi mudiknya, itupun biasa! Tetapi di beberapa wilayah Jawa Tengah, seperti Magelang dan Wonosobo, ada hal lain yang selalu menghiasi angkasa raya khusus di hari-hari tersebut. Apakah itu? Jawabnya adalah balon lebaran alias balon udara.

Balon udara umumnya dibuat dari bahan plastik tipis dengan aneka ragam bentuk kreasi. Ada balon berbentuk kendhil, labu, gada, bahkan….maaf kondom. Ukuran balonpun beraneka rupa, ada yang hanya tinggi sekitar satu meter, dua meter, bahkan hingga 15-20 meter. Berbeda dengan balon di wilayah Wonosobo (Sapuran dll), balon di wilayah Magelang dilengkapi dengan sumber api yang disebut asep. Asep digantungkang pada kawat diogonal di tengah blengker(lingkaran dasar balon yang terbuat dari bilah bambu tipis). Lingkaran blengker balon dimana sumber api berada, berukuran dimater 0,5 meter hingga 3 meter.

Balon udara biasa di-uluke, alias diterbangkan, pada waktu selepas menunaikan sholat Idul Fitri. Di waktu pagi hari kondisi arah angin relatif lebih stabil sehingga balon dapat mengudara lebih tinggi dan lebih jauh. Balon yang lebih unik dan menarik biasa digantungi dengan serentengan mercon, alias petasan. Rentengan petasan tersebut akan meledak di angkasa raya bagaikan suara dentuman meriam yang menggelegar. Rentetan bunyi ledakan biasanya dimulai dari petasan yang terkecil hingga gong-nya adalah petasan yang paling besar.

 

Spirit utama tradisi pelepasan balon udara adalah semangat kebersamaan dan kegotong-royongan dalam suasana kegembiraan. Pembuatan balon udara biasanya dimodali dari dana iuran bersama diantara warga dusun, termasuk para perantau yang baru pulang mudik. Lebih menarik lagi adalah detik-detik saat penyiapan balon untuk lepas landas. Tua-muda, laki-perempuan, kakek-nenek, pakdhembokdhe, apalagi anak-anak tumplek blek di tanah lapang atau pelataran tempat balon akan dilepaskan. Tidak hanya sekedar turut berkumpul, mereka masing-masing mengambil peran. Ada yang menyiapkan asep, minyak,  galah, hingga sekedar memberikan aba-aba. Semua terlarut dalam suasana kebersamaan yang hangat dan mesra.

Sebagai upaya pelestarian keberadaan balon lebaran, Komunitas Pemuda Kauman (Kompak) dan Serikat Remaja Kauman Dua (Seren@da), Masjid Agung Payaman di wilayah Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang menyelenggarakan Festival 1000 Balon pada hari Ahad, 8 Syawal 1433 H, bertepatan dengan Minggu, 26 Agustus 2012. Acara tersebut sengaja digelar bersamaan dengan pengajian Syawalan dan Haul Danuningrat I, Bupati Kadipaten Magelang yang pertama.

Semenjak pagi hari, jamaah ummat muslim di Payaman dan dari berbagai wilayah di Magelang, termasuk masyarakat umum, sudah berduyun-duyun memadati seputaran Masjid Agung Payaman dan areal Makam Danuningratan dan Kyai Siraj atau Romo Agung. Tidak mengherankan jika lokasi masjid yang terletak tepat di tepi jalan utama Jogja-Semarang ini menyebabkan arus lalu lintas menjadi tersendat karena banyaknya manusia yang berkumpul.

Sekitar pukul sepuluh acara dimulai dengan serentetan bunyi petasan yang dibrondong di halaman Masjid Agung Payaman. Suasana meriah dan hiruk pikuk bunyi ledakan petasan. Meski sedikit menakutkan, namun suasana sumringah nampak di wajah para mbah-mbah maupun semua warga yang hadir. Kemeriahan yang mungkin hanya satu tahun sekali terjadi. Itulah keistimewaan Hari Raya Lebaran.


Di areal makam, terkhusus  di cungkup makam Bupati Danuningrat I  sudah dipadati ummat muslim yang akan memanjatkan doa. Doa dipimpin oleh seorang kyai yang didahului dengan bacaan yasinan dan tahlilan. Mengiringi pemanjatan doa tersebut, belasan anak-anak dan remaja mulai melepas balon lebaran satu per satu ke angkasa raya, sehingga langit Payaman dan sekitarnya dipenuhi ratusan titik-titik balon hitam yang mengudara dengan penuh keanggunan. Tenang, pelan dan pasti, balon-balon itu mengudara seakan ingin mendaki lapisan langit ke tujuh. Di sinilah nampak keagungan Tuhan yang menguasai angkasa raya beserta semua hal yang ada di bawah kolong langitnya.

Suasana meriah dan kegembiraan terpancar dari setiap warga yang terlibat acara tersebut. Lebaran adalah simbol kebersamaan. Lebaran adalah perlambang tersambungnya kembali jalinan silaturahmi dan persaudaraan manusia. Dan balon lebaran adalah perlambang kegembiraan di Hari Fitri. Selamat Hari Raya Idhul Fitri 1433 H, mohon maaf lahir dan batin. Semoga Tuhan senantiasa bersama kita. Sampai jumpa di Festival 1000 Balon di tahun-tahun yang akan datang.

Ngisor Blimbing, 28 Agustus 2012


6 tanggapan untuk “Festival 1000 Balon di Masjid Agung Payaman Magelang”