Candi Sari


Di Balik Punggung Gulon

Eyang-eyang kita di jaman dulu menganggap bahwa takhta para dewa itu adanya di langit. Oleh karena itu nggak heran kalau gunung dan bukit, yang notabene tempat paling tinggi di permukaan bumi, sering dianggap sebagai tempat suci untuk berkomunikasi dengan dewa. Dari sekian banyak candi yang telah aku kunjungi, ada beberapa candi yang dibangun di bukit atau di kaki gunung. Sebut saja Candi Ijo, Candi Barong, Candi Miri, dan candi-candi di kaki Gunung Ungaran dan Gunung Dieng.

Begitu juga dengan Candi Gunung Sari yang aku kunjungi hari Minggu (10/05/2009) bersama dengan “tim pencari batu” yang beranggotakan Andreas, Mas Ipuk, Agatha, dan Eme. Sesuai dengan namanya, candi ini terletak di sebuah bukit bernama Gunung Sari di Dusun Gulon, Kec. Salam, Kab. Magelang, Jawa Tengah. Selintas nama bukit tersebut mirip dengan bukit Gunung Wukir yang ada di Dusun Kadiluwih, tapi jangan salah karena jarak bukit Gunungsari ke bukit Gunung Wukir cukup jauh. Untuk pergi ke bukit Gunung Sari, anda dapat menempuh Jl. Jogja-Magelang hingga km 24 (perhatikan patok kilometer di sisi kiri jalan), yaitu lokasi dimana dusun Gulon berada. Masuk dusun Gulon dan tanyalah warga sekitar tentang rute untuk mencapai bukit Gunungsari, karena rutenya lumayan berliku. Bagi pengunjung yang membawa kendaraan roda empat dapat diparkir di jalan raya dekat bukit. Sementara bagi yang membawa kendaraan roda dua, dapat dititipkan di rumah warga terdekat. Karena candi yang dimaksud berada di puncak bukit, mau-tidak-mau pengunjung harus berjalan kaki mendaki bukit selama sekitar 15 menit.


Siap mendaki bukit ? 


Lingga induk dihiasi makara.


Batu aneh yang kami duga sebagai…

Itu Tempat Sampah ?
Kondisi Candi Gunung Sari lebih memprihatinkan daripada Candi Gunung Wukir. Tidak ada satupun bangunan candi yang berdiri utuh. Tapi setidaknya situs ini sudah dipagari dan ada pos juru pelihara, walaupun tidak ada papan nama candi dan papan informasi mengenai candi ini. Ada beberapa keunikan yang bisa dijumpai di candi Hindu ini. Seperti bentuk lingga induk yang tertutup ukiran makara di tepinya. Selain itu ada banyak batu-batu yang berbentuk bejana dan berlubang, layaknya (maaf!) “tempat sampah” masa kini. Di permukaan batu-batu itu terukir beberapa simbol primitif yang tentu saja kami tidak mengerti maksudnya sama sekali. Bahkan kami sempat berkelakar kalau simbol itu memiliki arti, “buanglah sampah pada tempatnya”.


Simbol primitif ini maksudnya apa yah?


Beberapa batuan candi tertutup akar pohon.

Bukit Lain Masih Menanti
Di sisi selatan candi terdapat pohon berukuran cukup besar, dimana dibawahnya tertimbun beberapa bebatuan candi. Kalau dilihat dari ukuran akarnya usia pohon ini mungkin sudah ratusan tahun. Karena bentuknya itu pula, aku menduga dahulu kala situs ini pernah tertutup tanah dan ada pohon tumbuh di lokasi situs ini. Sepertinya masih banyak misteri yang belum terkuak di candi ini, misalnya saja siapa pendiri candi ini dan dimanakan gerangan sumber air terdekat dari candi ini. Tapi karena waktu sudah beranjak sore, maka kami memutuskan untuk pulang. Ketika kami menuruni bukit, kami sempat menyaksikan pemandangan lanskap di Kabupaten Magelang yang cukup indah. Ternyata ada banyak bukit-bukit lain di sekitar bukit Gunung Sari ini dan siapa tau salah satu diantaranya memiliki situs candi di puncaknya.

sumber: http://mblusuk.com/228-Candi-Gunung-Sari.html


3 tanggapan untuk “Candi Sari”