Bis Bandara – Magelang PP


MAGELANG MEMBELAH ANGKASA

Salah satu ciri jaman modern adalah semakin menipisnya batasan ruang dan waktu. Komunikasi dan transportasi merupakan karya teknologi yang mampu menembus batasan tersebut. Jarak jauh seakan tidak menjadi penghalang anak manusia untuk saling berinteraksi, tidak saja di dunia nyata namun bisa juga melalui dunia maya. Di ranah dunia nyata telah dibangun infrastruktur transportasi yang sangat memadai untuk aktivitas mobilitas yang tinggi. Jalan, jembatan, rel kereta api, terminal, stasiun, dan bandara merupakan contoh infrastruktur penunjang transportasi yang semakin maju. Berbagai sarana transportasipun telah tersedia, mulai dari sepeda, becak, andhong, colt, bus, kereta api, hingga pesawat terbang. Pilihan moda transportasi mana yang kita pilih sangat tergantung dengan kebutuhan dan dana yang kita miliki.

Berbicara tentang kendaraan transportasi yang paling cepat untuk menembus jarak dan waktu, kita semua paham dengan pesawat terbang. Magelang sebagai wilayah strategis di tengah-tengah pulau Jawa, juga tidak ketinggalan dengan akses terhadap angkutan udara. Semenjak beberapa tahun ke belakang, masyarakat kota gethuk sebenarnya sudah bisa menikmati naik pesawat terbang dengan biaya murah (kalau belum naik Rp 5.000,- ). Nama armada yang setia menunggu setiap calon penumpang yang akan menaikinya itu adalah Kyai Langgeng Airline!

Wah itu ngoyo woro, alias sama juga bohong Kang! Meskipun pesawat terbang sungguhan, Kyai Langgeng Airline kan nggak bisa mabur! Lha wong itu hanya pesawat bekas yang dipajang di Taman Wisata Kyai Langgeng je! Memang Kyai Langgeng Airline tidak lagi bisa mengudara sebagaimana pada saat pesawat itu belum berstatus sebagai ”bekas pesawat”. Tetapi sebagai sekedar tombo kangen bagi orang yang tidak pernah berkesempatan naik pesawat sungguhan sudah sangat lumayan, bahkan luar biasa to? Meskipun hanya sebuah pesawat terbang fantasi!

Duren-duren, roti yo roti! Mbiyen-mbiyen, saiki yo saiki! Lain beberapa waktu lalu, tentu saja lain dengan kenyataan sekarang. Mau naik pesawat terbang dari Magelang? Emang bisa? Emange Magelang sudah mbangun bandara sendiri?

Bukan begitu sedulur! Magelang memang hingga kini tidak memiliki bandara alias lapangan udara sendiri. Pesawat yang bisa mendarat di Magelang paling-paling memang hanya helikopter, atau paling pol pesawat model capung sebagaimana yang dipergunakan Bung Karno dan Ngarso Dalem HB IX yang mendarat di puncak Tidar pada saat akan anjangsana ke gunung Merapi di akhir tahun 50-an. Tentu saja yang saya maksudkan naik pesawat dari Magelang tidaklah sepenuhnya naik dari bandara di Magelang, tetapi masih nunut menggunakan fasilitas bandara Meguwo alias Adi Sucipto di Ngayojakarta Hadiningrat.

Lha kalo memang masih tetap nyengklak pesawat dari Adi Sucipto kan masih tetap sama dengan sebelum-sebelumnya? Dalam hal itu memang sama, tetapi ada yang sedikit sudah berbeda! Lalu apanya yang sudah sedikit berbeda tersebut? Begini Kangmas, begini Mbakyu, sampeyan pernah melihat bus Damri jurusan Adi Sucipto – Magelang melintas di jalur Jogja – Magelang? Itulah yang saya maksudkan! Sudah lebih dari satu tahunan ini ada layanan shuttle bus dari bandara Adi Sucipto langsung menuju Magelang.

Layanan shuttle bus Damri dari bandara Adi Sucipto – Magelang pulang pergi berlangsung jam 04.00 pagi 16.00 petang, bahkan arah dari bandara menuju Magelang dilayani hingga jam pendaratan terakhir. Apabila sampeyan mendarat di bandara Adi Sucipto, silakan keluar melalui akses terowongan bawah yang menuju ke Stasiun Maguwo, berdampingan dengan stasiun tersebut dapat sampeyan temukan loket tiket shuttle bus tersebut. Rute perjalanan yang ditempuh bus tersebut setelah keluar dari Stasiun Maguwo melalui ring road utara hingga Jombor, melintasi jalur Jogja – Magelang, hingga finis di depan Hotel Wisata Jln. Jenderal Sudirman No.149 Magelang.

Sebaliknya bila sampeyan ingin ke bandara dari arah Magelang, sampeyan tinggal pesan tiket dan datang ke Hotel Wisata tersebut. Sampeyan yang berada di Muntilan dan sekitarnya juga bisa naik di restoran Sari Nikmat sebelah utara lampu bangjo Sayangan. Karena jalur Magelang – Jogja termasuk jalur yang sangat padat di siang hari, maka jarak tempuh ke bandara bisa mencapai 1,5 – 2 jam. Oleh karena itu untuk mengantisipasi agar tidak ketinggalan pesawat, sampeyan disarankan untuk naik bus dua jam sebelum boarding time di tiket yang sudah sampeyan pesan. Untuk sekali perjalanan, tiket yang dikenakan saat ini sebesar Rp. 35.000,-. Lumayan bukan?

Dari sudut pandang kemajuan suatu daerah, kemudahan akses transportasi dalam rangka meningkatkan laju mobilitas orang, termasuk barang dan jasa, merupakan sebuah peluang untuk meningkatkan perputaran roda ekonomi. Keterhubungan Magelang dengan bandara internasional Adi Sucipto sebagai salah satu pintu gerbang dari dunia luar bisa dijadikan peluang untuk mengundang lebih banyak wisatawan domestik maupun asing untuk mengunjungi dan menetap di Magelang. Hal ini tentu saja sangat berbeda dengan kondisi sebelumnya dimana wisawatan lebih senang menginap di Jogja dan hanya menjadikan Magelang sebagai salah satu tujuan kunjungan saja.

Dengan waktu tinggal atau menginap para wisatawan di Magelang yang semakin lama berarti akan menggerakkan sektor penginapan, hotel, dan tentu saja restoran atau rumah makan. Demikian halnya dengan pusat oleh-oleh kuliner khas dan souvenir hasil kerajinan rakyat juga berpeluang mendapatkan penglarisan yang lebih baik. Begitu pula sektor penyedia jasa, seperti taksi, pemandu wisata, tukang becak hingga kusir andhong-pun berpeluang untuk menambang untung. Dengan tergeraknya sisi hilir sektor pariwisata, maka sektor hulu seperti pertanian dan industri kecilpun akan turut tergerak, dan efeknya tentu saja kepada peningkatan penghasilan dan kesejahteraan para pelaku ekonomi dan masyarakat secara lebih luas.

Di sektor bisnis atau industri, akses Magelang yang mudah dan cepat dari dunia luar akan sangat memungkinkan berbagai investor tertarik untuk menanamkan modalnya di Magelang. Peluang digelarnya event-event budaya, seminar, lokakarya, kongres, konser dan berbagai aneka lomba tingkat nasional atau internasional akan semakin terbuka dengan akses transportasi yang menunjang.

Nah segala peluang itu tinggal mau dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh semua pihak pemangku kepentingan yang terkait atau tidak? Pemerintah, pengusaha lokal, pelaku dunia wisata, pemerhati masyarakat, bahkan berbagai komunitas informal yang ada, apakah mau menangkap peluang tersebut? Memang keberadaan shuttle bus Damri ke bandara Adi Sucipto saat ini masih dalam tahap perintisan, karena penggunanya masih sangat sedikit. Bisa sampeyan bayangkan dalam satu perjalanan kadang bus tersebut hanya mengangkut satu – dua penumpang. Dari sisi keekonomisan bisnis, tentu tidak untung, bahkan buntung! Tetapi komitmen dari Damri yang kuat untuk tetap konsisten dengan pelayanan primanya patut diacungi jempol!

Bila Damri sebagai salah satu pihak yang terlibat yang secara tidak langsung terkait dengan kemajuan Magelang saja memiliki komitmen yang kuat, lha monggo pihak yang lain juga turut bergandengan tangan! Pemerintah Kota dan Kabupaten Magelang, dunia promosi, dunia bisnis, dunia wisata, dan publik secara lebih luas dapat berperan dalam mensosialisasikan keberadaan shuttle bus Damri Magelang – Adi Sucipto sebagai sebuah peluang untuk bersama-sama memajukan Magelang! Peluang ini bisa ditangkap sebagai peluang Magelang membelah angkasa raya Nusantara, bahkan mancanegara. Dengan peluang tersebut akan semakin terbentang peluang yang lebih luas bagi Magelang untuk lebih menasional dan mengglobal! Bukankah begitu? Saya rasa sampeyan semua sepakat dengan saya.

 

Lor Kedhaton, 25 November 2011


17 tanggapan untuk “Bis Bandara – Magelang PP”

  1. Saya pernah nyicipi dua kali, lumayan adhem AC-nya. Tapi nanti kalau bandara di Kulon Progo sudah mulai beroperasi apa ada DAMRI yang ke Kulon Progo ya?

  2. Magelang tambah rame dan banyak investor. 🙂

    Peluang apa ya bagi komunitas lokal magelang dengan adanya transport AS-MGL? :mikir

    tapi memang bagus sekali komitemen DAMRI, beropersi meski penumpangnya bisa dihitung pake jari gitu. Mungkin pihak DAMRI punya pemikiran jangka panjang mengenai inovasi ini.

    • Nah itulah yang harus dipikirkan bersama, setiap leuang harus disikapi dengan sikap kreatif dan produktif, jangan terlena hanya sebatas menjadi konsumen!

  3. Masih ada gak shuttle busnya ya sekarang?coz q mau berkunjung ke mglang next mont

    • Ada, hampir setiap jam ada Damri dari Bandara Adi Sutjipto, tarif Rp 40.000,-

  4. Gimana cara beli tiketnya bus Damri dan naiknya langsung dari bandara atau gimana ya mas?maaf baru sekali mau ke jogja ms..makasih infonya 🙂

    • di bandara Jogja, di pintu masuk parkiran atau stasiun kereta lihat saja bus Damri yang parkir, nah di pojokan situ ada konter dan ruang tunggu berkaca gelap….di situ penjualan tiket dilayani

  5. selamat siang….. kalo mau beli tiket dari Magelang-Bandara Adi sucipto di seputaran alun-alun dekat gak ya??? kebetulan kami ada acara keluarga seputar alun-alun, mohon info yaaaaa, makasih

    • Sistem pembayaran bus Damri ini langsung bayar pada saat akan naik di Hotel Wisata, sepertinya tidak dijual di tempat lain.
      Lokasi Hotel Wisata dari Alun-alun hanya sekitar 1 km arah selatan, melewati ruas jalan Pecinan.

  6. Untuk rute yg jam 6 sore keatas ada nggak ya mas,,soale pendaratan pesawat jam 7an ,,,malem…mau ke magelang…

  7. Kalo naik bus nya tidak dari hotel wisata bisa nggk.. nunggu di jalur yg dilewati saja.. misal di mertoyudan gitu??