Anak Magelang Melanglang Jepang


Akhir Oktober, niat hati sudah ingin ancang-ancang untuk turut menghadiri kopdar akbar 1000 blogger di Sidoarjo dalam paguyuban Blogger Nusantara. Melihat antusiasme dari rekan-rekan Komunitas Blogger Magelang yang aras-arasan untuk menyambut uluran silaturahmi dari rekan blogger dari seluuruh penjuru Nusantara, entah karena alasan semesteran, tidak libur, banyak acara, banyak kegiatan, banyak pekerjaan, hingga tidak punya uang, nampaknya saya yang dianggap sesepuh dalam komunitas itu harus mengambil alih untuk setidaknya mewakili blogger dari tatar Tidar. Maka dengan segala kesempitan waktu dan dana yang terbatas, saya tetap bertekad untuk ke Sidoarjo. Rencananya saya hendak budhal mbarengi rekan-rekan Blogger Detik yang akan berangkat dari Jakarta dengan menumpang keretan ke Surabaya.

Manusia boleh berencana, namun Tuhan jualah yang akhirnya akan menentukan. Pada detik-detik hari menjelang keberangkatan ke Kopdar Blogger Nusantara, ternyata Tuhan memberikan ganjaran sakit yang membutuhkan istirahat badan secara total. Hati memang sangat berat untuk membatalkan rencana kumpul Blogger Nusantara. Bagi saya, kesempatan untuk bertemu darat, menambah kenalan, sahabat, dan teman, serta menyambung silaturahim adalah hal yang sangat istimewa dan sedapat mungkin jangan sampai terlewatkan. Tetapi memang semuanya kembali kepada Tuhan. Niat hati memeluk gunung, namun apa daya tangan tak sampai. Dengan berat hati, hari-hari menjelang rencana keberangkatan itu terasa ada sesuatu yang sangat sayang untuk dilewatkan.

Hari Jumat, dimana hari pembukaan Kopdar 1000 Blogger Nusantara akhirnya tiba. Dengan badan yang masih sedikit kurang sehat, saya tetapkan untuk tetap berangkat ke pabrik untuk ngglidhig sebagaimana biasanya. Tidak ada firasat, terlebih tanda khusus, setengah jam menjelang Jumatan, ada kontak telepon seorang rekan sepabrik yang ingin bertemu segera. Sayapun segera menyambangi ruang rekan tersebut.

Pada saat sudah bertemu, rekan yang dulu pernah ngangsu kawruh cukup lama di negeri Matahari Terbit itu langsung to the point bertanya kepada saya, “Sudah pernah ke negeri Jepang?” Saya menggeleng. “Sudah pernah mendapatkan dana atau beasiswa dari pemerintah Jepang? Saya menggeleng lagi. “Apakah umur masih di bawah 35 tahun?” Kali ini saya mengangguk. Saya tidak habis pikir dengan pertanyaan-pertanyaan itu. Saya menebak-nebak buah manggis dengan perasaan dagdigdug di dalam dada, jangan-jangan ini kesempatan untuk melanjutkan studi. Padahal dalam hati kecil saya, saya merasa sudah tumpul untuk meneruskan sekolah, terlebih untuk keluar negeri dan meninggalkan Magelang terlalu jauh dan terlalu lama. Tidak ada niat, bahkan minat untuk melakukan hal itu.

Ternyata teka-teki itu segera terjawab dengan keterangan dari rekan saya tersebut. “Saya dapat kontak dari teman di Japan Foundation, namanya Ms. Mugitani. Semenjak tahun 2007 mereka mendapat kepercayaan dari kerja sama ASEAN – Jepang untuk menyelenggarakan program pertukaran pemuda dan pelajar dalam rangka mempererat hubungan diplomatik diantara sesama negara di Asia. Program JENESYS, Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youth ditujukan untuk pemuda di ASEAN yang berumur di bawah 35 tahun dan belum pernah berkunjung ke Jepang atas pendanaan dari pemerintah Jepang”, rekan saya menjelaskan.

“Program ini ditujukan untuk pemuda aktivis yang diharapkan di masa depan akan memegang peran kunci dalam hubungan diplomatik dengan Jepang. Kandidat peserta program tersebut dapat berasal dari kalangan staf pemerintah, politisi, wartawan, hingga tokoh kepemudaan dan aktivis lembaga non pemerintah (NGO). Nah Ms Mugitani meminta tolong kepada saya untuk merekomendasikan nama kepada Japan Foundation”, paparnya lebih lanjut.

Batin saya hanya bergejolak, tidak habis pikir dengan segala rencana Tuhan ini. Kesempatan silaturahmi ke Sidoarjo tidak kesampaian karena sakit. Kesempatan menikmati indahnya Pulau Dewata, bersamaan dengan pelaksanaan KTT ASEAN ke-19 melalui undangan Komunitas Blogger ASEAN, meskipun kehendak hati sangat menginginkan, sudah saya limpahkan kepada dua Bala Tidar yang lain. Lha kok ini kemudian Tuhan mengganti dengan kesempatan untuk bersilaturahmi dengan rekan-rekan pemuda dari ASEAN, plus Korea, China, India, Australia, dan Selandia Baru. Saya hanya bisa ngen-ngen, rupanya rencana Tuhan memang sangat rahasia dan tidak terduga-duga. Tuhan memang “memperjalankan” saya dengan sangat penuh kejutan kegembiraan.

Akhirnya saya isikan formulir aplikasi untuk mengikuti Program JENESYS beberapa hari kemudian. Melengkapi aplikasi tersebut saya lampirkan daftar riwayat hidup, yang lebih keren disebut curiculum vitae. Dalam CV tersebut saya banyak menekankan aktivitas dalam beberapa komunitas yang turut saya geluti, Kenduri Cinta (Jaringan Padhang mBulan), dan tentu saya komunitas blogger. Untuk komunitas blogger saya urutkan keterlibatan saya semenjak kelahiran BHI, Pendekar Tidar, hingga keikutsertaan saya dalam beberapa event ABC (ASEAN Blogger Community) chapter Indonesia. Melalui rekan sepabrik yang merekomendasikan saya, aplikasi tersebut saya kirimkan kepada Japan Foundation via Ms. Migutani.

Sebagaimana pendaftaran-pendaftaran event yang lain, saya hanya sekedar menjalankan sunatullah sebuah langkah ikhtiar. Selebihnya biarlah Tuhan yang bekerja dan menentukan segala hasilnya. Nothing ti lose-lah pokoke! Ms. Migutani sempat membesarkan hati, saaat ia telah menerima form aplikasi saya dan membaca CV saya dengan seksama. Dengan pasti bahkan ia menyatakan, “ You are very strong candidat for this programme from Indonesia.”

Akhirnya proses seleksi itu ternyata tidak memakan waktu terlalu lama sebagaimana biasanya program yang lain. Tiga minggu berselang datang sebuah amplop tertutup langsung dari kantor pusat Japan Foundation di Tokyo. Perlahan saya buka amplop tersebut. Dan puji syukur alhamdulillan, sebuah letter of invitation yang ditandatangi Mr. Junichi Shimizu, Managing Director, Japanese Studies and Intellectual Exchange Department. Isi pokok surat tersebut adalah undangan kepada saya untuk turut hadir mengikuti JENESYS Programme 2012 dengan tema “Energy Security:Working Toward the Development of Sustainable Energy Management System” dari tanggal 5 – 16 Maret 2012 bertempat di Tokyo, Oita Perfecture, Okayama Perfecture, dan Osaka. Inilah kesempatan anak nggunung Merapi ini datang ke negeri Jepang. Semoga banyak hal yang bisa didapatkan dari kesempatan ini.


10 tanggapan untuk “Anak Magelang Melanglang Jepang”

  1. Wah wah wah………..Ruarrrrr biasa…………..!!!
    aku ming iso melu seneng, melu bungah
    Sembari jadi duta Merapi lho ya!!
    Selamat, selamat dan selamet……!!!

  2. weee jebule njenengan to seng ikut ke jepang, perkenalkan saya hatta juga anak gunung menoreh, mbudur tepatnya. ada teman JF bilang kalo ada anak magelang. sempet tak cari2 sapa ya ahirnya ketemu. saya jg beruntung bisa ikut tahun 2010 pas saya temanya community design.
    mudah2an di lain waktu bisa ketemu trs ngobrol2

    • keleresan mas Hatta….sayangnya program JENESYS sepertinya tidak berlanjut lagi nggih