Ambalwarsa Pendekar Tidar Kaping Pisan


Pagi itu memang cerah, secerah kota harapan-nya wong magelang yang hari ini merayakan Ambalwarsa-nya yang ke-1104. Masih dalam suasana peringatan HUT Kota Magelang, diantara lautan manusia yang memadati Alun-Alun Kota Magelang sudah nampak kemunculan para Bala Tidar yang memang sedari dua hari sebelumnya kangsenan untuk kopdaran di Alun-Alun, ikut mempersiapkan acara grebegan.

HUT Pendekar Tidar

Momen ini sebenarnya yang ditunggu karena bersamaan dengan HUT Kota Magelang setahun yang lalu terlahir sebuah komunitas ajejuluk Pendekar Tidar. Bukan bermaksud untuk bombongan dengan menyebut diri Pendekar, tetapi tentunya ada makna tersirat dalam pemakaian kata Pendekar yang digabung menjadi sebuah frase Pendekar Tidar.

Hari ini pula genap satu tahun umur Pendekar Tidar. Umur yang tergolong muda (bahkan sangat muda) bagi komunitas yang berkembang di wilayah transito Magelang. Tetapi di usia yang tergolong muda, Pendekar Tidar bukan berati tak bisa berbuat apa-apa. Buktinya di hari Ulang Tahunnya yang pertama, Pendekar Tidar bisa ikut berpartisipasi aktif dalam acara Grebeg Gethuk yang jauh sebelum hari ini sudah digaung-gaungkan bahkan di dunia maya jagad internet.

Mengapa dipilih Grebeg Gethuk pun tak lepas dari serangkaian kebiasaan gethukan Bala Tidar yang setiap satu bulan mengadakan pertemuan dua kali di titik pusat Magelang.

Gethuk sebagai ciri khas dari Magelang memang selayaknya diangkat derajatnya. Bukan hanya sebagai suatu bentuk makanan seko telo. Gethuk di Magelang memang biasa dihidangkan di acara guyub atau sarasehan, dalam bahasa miskin-nya forum. Dalam artian gethuk sebagai suatu “sarana” mencapai suatu rasa kebersamaan, mufakatan, paseduluran, rerembugan.

HUT Kota Magelang 1104

Disamping Grebeg Gethuk tentunya ada rangkaian kegiatan menarik lainnya semisal kirab Tombak Kyai Sepanjang yang dikawal oleh Pasukan Lombok Ijo. Disini menyiratkan bahwa dari sejarah mencatat Magelang sebagai daerah perdikan dari kerajaan Agung Mataram. Berbeda dengan daerah taklukan, Magelang sebagai tanah perdikan sangat disegani oleh Mataram karena para Pendekar Tidar dianggap sebagai sahabat, bukan sebagai taklukan.

Lomba Melukis Tempat Sampah

Setelah prosesi upacara, dilanjutkan dengan penampilan kesenian-kesenian daerah khas wilayah papat keblat limo pancer. Selain penampilan kesenian daerah juga dimeriahkan dengan lomba melukis tempat sampah untuk usia sekolah setingkat SMP.

Lereng Merbabu, 11 April 2010


4 tanggapan untuk “Ambalwarsa Pendekar Tidar Kaping Pisan”

  1. Sebagai wong klaten yang dimagelang sudah selama 40 tahun, saya menganggap magelang sebagai kota ajaib. Banyak pemimpin yang sukses diluar sana berasal dari Magelang kota kelahirannya. Seperti lahirnya Radio, TV Swasta, Telpon Swasta atau HP, TVE, Wartel, ORARI, RAPI dan kebijakan baru dimasa Orde Baru digerakkan dari Magelang. Lantas siapa motor penggeraknya padahal institusi tidak merasa menciptakan lapangan kerja dari UDARA dan Frekuensi, jelasnya telpun saja aku sayang terusir harus pulang kelereng Merapi dari dawuh eyang Tidar. Telpunku 087834703350 tak jelasin ….he..he..