Malam terakhir di penghujung tahun ini berselimut mendung. Letihnya raga menjalani beberapa penggawean membuat diri ini, sebagaimana di tahun-tahun yang lain, lebih memilih menyambut tahun baru dengan berdiam diri di tepi kesunyian. Merenung dan mawas diri, mengukur panjang jalan yang telah tertempuh setahun penuh.
Anugerah limpahan karunia nikmat Tuhan teramat indah dan tiada terkira hingga sudah menjadi kewajiban kita sebagai makhluk-Nya untuk senantiasa memanjatkan puja, puji, dan rasa syukur kehadirat-Nya. Demikian halnya, kesempatan atas terselenggaranya Lomba Menulis Tingkat Pelajar SLTP-SLTA se-Magelang Raya tahun 2012 dengan tema “Membaca Alam,
Abad ini merupakan masa-masa yang cemerlang bagi pemuda yang mempunyai semangat untuk terus berkembang maju dan positif. Berlomba-lomba mencari kemenangan mutlak untuk mengawali masa depan mereka. Salah satunya dengan cara membaca. Dengan membaca kita akan bertemu dengan kata-kata yang asing di mata kita, selain
Buku adalah jendela kehidupan.”, inilah semboyan bagi sebagian orang yang memahami betul manfaat dari membaca buku. Mereka telah menggap buku sebagai bagian dari hidup mereka yang tak terpisahkan. Buku, begitu besar sekali makna yang terkandung di dalamnya apabila kita betul-betul paham akan khasiatnya. Membaca
Pada zaman ini, kebiasaan dan tata nilai kehidupan mulai berkembang di tengah arus globalisasi. Berbagai sisi kehidupan mulai beranjak menuju kemajuan. Kemajuan inilah salah satu faktor penggeseran budaya setempat. Tidak sedikit hal positif berangsur memudar akibat antusiasme masyarakat terhadap trend globalisasi. Termasuk budaya dan
PUSAKA DI BALIK PUSTAKA Gedung Waninta Magelang, 6 Mei 2012 Beberapa poin penting terkait dengan penyelenggaraan seminar dimintakan pendapatnya kepada peserta seminar melalui pengisian angket pada sesi akhir seminar. Peserta seminar yang nmenjadi responden jajak pendapat ini sebanyak 109 orang. Selengkapnya hasil jajak pendapat
Membaca adalah nutrisi paling penting untuk pikiran kita. Tidak adil jika kita rajin memberi nutrisi tubuh tapi tidak untuk otak kita. Dengan membaca kita telah membuat otak kita menjalankan tugasnya. Dengan membaca secara kontinu kita telah merawat otak kita dari bahaya ketumpulan. Seyogyanya membaca,
Membaca adalah keterampilan berbahasa ketiga yang dialami oleh manusia. Membaca menjadi keterampilan berbahasa ketiga karena sebelum manusia itu belajar membaca, ia harus mampu mendengarkan dan berbicara dengan baik terlebih dahulu. Pada dasarnya, ketiga proses tersebut saling berkesinambungan dan akan menghasilkan proses belajar yang lain.
Masalah, bencana, dan musibah terus saja terjadi. Semua itu terjadi karena faktor alam dan ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab. Namun sebenarnya masalah, bencana atau musibah terus saja muncul karena manusia jarang membaca atau bahkan tidak pernah membaca. Mengapa bisa demikian?