Ono rembug yo dirembug! Begitulah ungkapan petuah para sepuh pada saat sekumpulan orang menghadapi satu permasalahan. Manusia hidup di dunia senantiasa tidak lepas dari permasalahan. Hukum Masalah senatiasa berlaku, bahwa masalah tidak dapat dicipatakan dan masalah tidak dapat dimusnahkan. Permasalan sebenarnya merupakan jarak kesenjangan antara keinginan idealisme dengan kenyataan di depan mata.

Rambut memang boleh sama hitam, tapi isi otak atau pikiran seseorang tentu tidak selalu sama. Hal ini akan semakin muncul sebagai suatu masalah yang lebih besar pada saat sekumpulan orang saling berbeda pemahaman dan kesepahaman mengenai suatu hal tertentu. Kondisi demikian sebenarnya merupakan suatu rahmat sepanjang bisa dikomunikasikan dengan baik, untuk kemudian didialektikakan, dianalisa, dan didudukkan dalam proporsinya yang tepat. Bila hal ini yang dilakukan, maka hikmah suatu permasalahan dapat digali dan manusia akan semakin cerdas dan bijaksana dalam menjalani kebersamaan hidup.

Demikian halnya kehidupan perbloggeran di Bumi Tidar yang bernaung di dalam Komunitas Pendekar Tidar, tak lepas dari permasalahan internal maupun eksternal. Apa yang dianggap sebagai masalah seringkali menjadi penghambat bagi kemajuan agenda komunitas. Kebanyakan warga Bala Tidar masih sulit untuk menggali ide postingan untuk selanjutnya mengekspresikannya ke dalam sebuah postingan yang cantik, apik dan menarik. Hal ini masih ditambah dengan hambatan psikologis ataupun teknis yang demikian kompleks.

Menanggapi berbagai permasalahan seputar dunia blogging yang seringkali dijumpai oleh para wirablogger tersebut, maka tercetuslah untuk membahasnya dalam suatu pertemuan sarasehan. Ide demi ide bergulir, akhirnya mengerucutlah rencana REMBUG BALA TIDAR yang akan digelar pada 27-28 Februari 2010 di kantor PATTIRO Sawitan.

Untuk lebih menyemangati Bala Tidar dalam membahas permasalahan mendasar dalam jagad perbloggeran, maka alangkah tepatnya bila digagas sebuah tema besar semisal “Menuju blogger yang kreatif dan aktif dalam dinamika masyarakat”. Konsep yang ingin diwujudkan adalah menggali bekal bagi penggalian ide dan teknik penulisan, serta mewujudkan paseduluran yang semakin raket dan kompak diantara sesama wirablogger. Sebagai narasumber, konon sudah diundang blogger kondang dari Bengawan Solo.

Adapun format acara yang diusulkan berisi diskusi tetepungan dan sarasehan rembug tuwo. Diskusi tetepungantetepungan tidak lepas dari kata dasar tepung. Tepung adalah simbol kelembutan yang kompak, seragam, dan bersatu padu. Adapun tetepungan diartikan sebagai perkenalan. Dengan demikian ajang tetepungan diharapkan bisa lebih mendekatkan pribadi Bala Tidar satu sama lain agar terbina hubungan yang ramah semanak. Di samping itu dengan kedekatan dari hati ke hati diharapkan lebih mudah terungkap berbagai curahan hati dan kendala-kendala yang dihadapi dalam menjalani hidup perbloggeran. digelar di sesi pertama. Makna

Dari diskusi tetepungan akan terpetakan permasalahan perbloggeran yang akan didiskusikan pada sesi rembug tuwo dengan menggali sedalam dan selengkap mungkin ilmu serta pengalaman dari narasumber. Sesi ini sengaja digelar dalam rentang waktu yang tidak dibatasi untuk memberikan kupasan tuntas agar sekalian Bala Tidar terpuaskan.

Rembug Bala Tidar digelar di kantor PATTIRO Magelang sebagai komitmen kerja sama dengan LSM tersebut bagi pemberdayaan masyarakat luas. Rancangan acara yang didesain untuk mengakomodir aspirasi Bala Tidar, sekaligus merupakan acara nginep bareng untuk lebih mengentalkan rasa paseduluran. Di pagi hari berikutnya sudah dipersiapkan acara olah raga bersama di lapangan drh. Supardi, bisa main futsal bareng atau sekedar jalan-jalan menikmati kesegaran udara pagi. Monggo dipun suksesaken sesarengan!

Kampung Kosong, 1 Februari 2010