Artos, atau arta, atau yatra dalam khasanah bahasa Jawa memiliki arti yang sama, yaitu uang. Uang juga disebut duit, doku, piti, bahkan money menurut orang Barat. Artos juga berarti arti atau makna. Dari pelajaran dasar ekonomi di masa lampau, uang dikatakan sebagai alat tukar barang atau jasa yang syah. Pada era sebelum manusia mengenal uang, tukar menukar barang dilakukan secara langsung dengan barang-barang, yang dikenal sebagai sistem barter. Manusia kemudian merasakan bahwa sistem barter kurang efektif untuk menunjang kegiatan manusia yang semakin dinamis dan memiliki kebutuhan hidup yang semakin beragam. Maka konsep uang menggantikan sistem barter.
Nah sekarang istilah artos sedang naik daun di tlatah Magelang dan sekitarnya. Apa pasalnya? Hmmm…..sampeyan semua tentu paham dengan bangunan gagah yang berdiri di simpang Mertoyudan, tepat di pintu gerbang kota Magelang dari arah selatan. Bangunan itulah yang dijuluki ARTOS, alias Armada Town Square. Inilah bangunan yang diproklamasikan sebagai mall atau pusat perbelanjaan modern pertma di Magelang.
Kata mall sendiri mulai saya kenal di masa SMA, tatkala di Malioboro mulai dibuka Matahari dan Ramayana yang sangat wah di masa itu. Pengetahuan itupun sebatas dari mendengar cerita-cerita teman-teman sekolah yang tentu lebih gaul daripada saya yang anak gunung. Mereka berkisah seolah mereka menjadi lebih memiliki sesuatu prestise, keunggulan dari rasa kebanggaan yang tertanam, karena mereka mengenal dan sering bermain, atau tepatnya mejeng di mall. Mall seolah menjadi sebuah tambahan peningkatan prestisiusme seseorang agar bisa dikatakan gaul atau modern. Dengan arti lain bahwa orang yang tidak kenal mall, orang yang sabane turut pasar dalam memenuhi kebutuhan ekonominya dikatakan wong ndeso, dan tentu saja tidak gaul dan tidak modern.
Kisah itu hanyalah sepenggal dongeng dari masa lalu, lebih dari 18 tahun silam. Mall, sebagai sesuatu yang masih baru, bahkan bagi kalangan tertentu mungkin masih asing, memang sesaat akan membawa kepada suatu suasana berbeda. Ada yang nggumun, ada yang kagum, ada yang girang, ada yang senang, namun banyak juga bertanya-tanya, bahkan cemas dan takut, tetapi ada juga yang biasa-biasa saja. Sesuatu yang baru sudah sangat wajar akan membawa kepada suatu keterkejutan budaya (cultural shock).
Yang nggumun dan kagum barangkali memang wong ndeso yang sama sekali belum mengenal istilah mall. Yang girang, yang senang barangkali memang para pemuja gaya hidup yang sangat intens mengikuti perkembangan kemajuan jaman, penonton setia rubrik gosip dan sinetrom modern yang mereka merasa harus mengikuti gaya hidup tokoh artis maupun orang terkenal pujaannya. Golongan ini merasa bahwa modernitas memang harus disimbolkan dengan sesuatu yang dianggap wah dan modern.
Ngatos-atos Dengan ARTOS!
Berita
7564 Views
