Kethoprak Ampak-ampak Katresnan


AAK1Alkisah, Prabu Ambaketawang yang bertahta di Keraton Karang Kates memiliki dua orang putri nan rupawan. Putri tersebut bernama Ambar Kinasih dan Ambar Asmara. Mereka berdua memiliki kakak sulung bernama Pangeran Sumirat. Pangeran ini terkenal memiliki kedigdayaan dalam ilmu olah kanuragan.

Demi mendapatkan jodoh bagi kedua putrinya, Prabu Ambarketawang menggelar sayembara adu kesaktian. Siapa lelaki yang berhasil mengalahkan kesaktian Pangeran Sumirat akan dijodohkan sekaligus dengan kedua putrinya, Ambar Kinasih dan Ambar Asmara.

Pada hari yang telah ditentukan, banyak para pengaran, para ksatria, dan pendekar sakti yang mengikuti sayembara perjodohan di Karang Kates tersebut. Mareka satu per satu beradu kesaktian dengan peserta yang lain, sebelum pemenang terakhir berhadapan dengan Pangeran Sumirat. Hingga saat terakhir, ternyata tidak ada satupun peserta sayembara yang mampu mengalahkan kesaktian Pangeran Sumirat.

Pada detik terakhir saat keputusan hasil sayembara akan diumumkan, datanglah rombongan dari Keraton Sriwedari. Rombongan tersebut dipimpin langsung oleh Prabu Sentanu, seorang duda tua yang juga bertekad mengikuti sayembara. Karena memang keputusan belum ditetapkan, maka raja tua tersebut diberikan kesempatan untuk langsung melawan Pangeran Sumirat.

Di luar dugaan penampilan fisiknya yang sudah renta, ternyata Prabu Sentanu berhasil mengalahkan Pangeran Sumirat. Dengan berat hati Prabu Ambarketawang mengumumkan bahwa pemenang sayembara dan yang berhak menerima kedua putrinya adalah Prabu Sentanu dari Keraton Sriwedari.

Namun seketika mendengar keputusan romonya dan mengetahui bahwa pemenang sayembaranya adalah raja duda yang sudah tua renta, Ambar Kinasih dan Ambar Asmara menyatakan menolak perjodohan tersebut. Mereka berdua memilih untuk meninggalkan arena tempat sayembara berlangsung.

Bagaimanapun nasi telah menjadi bubur, sabda telah dituturkan menjadi ketetapan raja. Meskipun dalam lubuk sanubari terasa berat menerima calon menantua raja duda yang tua renta, namun Prabu Ambarketawang menyanggupi untuk membujuk kedua putrinya untuk dijodohkan dengan Prabu Sentanu. Ia meminta waktu sepasar hari, alias lima hari untuk memberikan pengertian kepada dua putrinya.

Di luar dugaan, atas kedunguan kedua patihnya Prabu Sentanu justru memberikan waktu dua pasar. Ia dibisiki bahwa kalau hanya diberi waktu sepasar, Prabu Ambarketawang akan mengingkari janji dengan hanya menyerahkan satu orang putrinya saja. Jika dua pasar berarti kedua putrinya secara utuh yang akan diserahkan. Inilah awal tragedi, prahara alias ampak-ampak cinta yang menyelimuti langit Karangkates.

Kisah di atas merupakan penggalan cerita awal lakon kethoprak humor berjudul Ampak-ampak Katresnan yang dipentaskan oleh Grup Kethoprak Remaja Kopi Susu Kota Magelang dengan dukungan Teater Bias dan Kelompok Musik Jodhokemil. Kisah yang disutradarai senimana berbakat, Gepeng Nugroho tersebut digelar di Alun-alun Kota Magelang pada Sabtu, 25 Juli 2015 mulai pukul 21.00 WIB hingga selesai. Pagelaran pentas seni kethoprak tersebut merupakan salah satu event dalam mendukung program Ayo Ke Magelang 2015 yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Magelang.

Ngisor Blimbing, 1 Agustus 2015