Dimana Bunga Sejuta Bunga?


AYani1Magelang adalah suatu wilayah di pusatnya pulau Jawa. Secara administrasi wilayah tersebut terbagi ke dalam Pemerintahan Kabupaten dan Kota Magelang. Beberapa julukan telah disematkan terhadap Kota Magelang, diantaranya sebagai kota militer, kota gethuk, kota tidar, bahkan Magelang Kota Harapan. Untuk slogan atau julukan yang terakhir sudah menggaung dan mengakar bagi masyarakat semenjak pemerintahan Walikota Bagus Panuntun pada akhir dekade 80-an.

Namun demikian, jauh hari sebelum Indonesia merdeka, Kota Magelang telah dijuluki sebagai de Tuin van Java. Artinya kurang lebih sebagai kota taman dari Jawa. Kenapa Magelang mendapat julukan demikian dari para Sinyo dan Noni Belande itu?

Sebagaimana Bandung sebagai Paris van Java, dan Malang sebagai Paris van East Java, maka masing-masing kota itu dikenang dengan julukan-julukannya karena keindahan panorama alam dan kesejukan hawa udaranya. Selain sebagai tempat peristirahatan dan rekreasi untuk melepaskan beban pikiran akibat rutinitas pekerjaan yang padat, lama kelamaan beberapa fasilitas perkantoran penting justru dipindahkan ke daerah-daerah berhawa sejuk. Termasuk konsep pemusatan kegiatan pendidikan kemiliteran yang dibangun di sekitar lembah Tidar.

AYani2 AYani3

Julukan Magelang sebagai de Tuin van Java atau kota taman dari Jawa saya yakin bukan semata-mata slogan kosong tanpa arti dan makna. Kesejukan dan dinginnya udara di sekitar Magelang memang menunjang keasrian kota yang ditata dengan taman-taman kota yang sangat cantik. Dan bukanlah sebuah taman dikatakan taman yang asri jika tiada keindahan warna-warni aneka ragam bebungaan di dalamnya.

Dalam rangka mengenang dan menggali kejayaan sejarah sebagai kota taman inilah barangkali yang menjadikan Pemerintah Kota Magelang di masa kepemerintahan periode ini ingin menggaungkan visi Magelang sebagai Kota Sejuta Bunga. Nah setelah hampir selama tiga tahun slogan baru tersebut diperkenalkan kepada masyarakat Magelang, lalu seperti apakah perkembangannya di lapangan saat ini?

Memang sebagaimana term of reference atau kerangka acuan kerja yang telah sempat beredar di dunia maya, ada beberapa tahapan dalam program Magelang Kota Sejuta Bunga yang dianggarkan secara multi years. Saya sendiri tidak terlalu hafal dengan tahapan-tahapannya, akan tetapi menginjak tahun ke tiga anggaran berjalan kita semua bisa menjadi saksi seperti apakah progres atau kemajuan langkah-langkah yang telah direncanakan tersebut. Secara gamblang kita bisa menghitung seberapa banyak taman kota yang direvitalisasi, seberapa luas ruang terbuka hijau bertambah, bahkan seberapa banyak pot-pot tanaman dan bunga-bunga yang bersemi atau bermekaran menghias sudut-sudut kota tercinta.

Jika di akhir tahun 2011, tatkala masih hangat-hangat slogan baru itu menggulir di ruang publik masyarakat Kota Magelang, sempat tertuliskan artikel opini yang mengkritisi wacana baru tersebut, apakah kini program tersebut sudah menggulir on the track, alias sesuai dengan perencanaannya? Apakah pemerintah sudah berkoordinasi dan berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan dalam rangka mensukseskan program anyar tersebut? Seberapa jauh masyarakat memahami dan nyengkuyung alias mendukung Magelang Kota Sejuta Bunga?

AYani4Ataukah segala kesangsian dan keraguan banyak kalangan yang mengkhawatirkan bahwa slogan baru yang digulirkan tersebut hanya akan menjadi sekedar slogan kosong, tanpa makna mendalam dan juga realisasinya di lapangan justru sudah mendapatkan pembenarannya? Benarkah slogan hanya tinggal slogan, rencana tinggal rencana, omongan sekedar omongan sebagaimana seorang rekan juga pernah mengemukakan pendapat kritisnya di sini ?Ataukah sudahkah ada imbas manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat secara umum? Mungkin dari hitungan realisasi sebuah program multi years pertanyaan-pertanyaan tersebut masih dianggap terlalu dini. Okelah, tetapi progresivitas mengenai program yang dibiayai dari uang rakyat adalah menjadi hak rakyat pula untuk mengetahui pertanggungjawaban setiap rupiah pembelanjaan yang dikleuarkan.

Jikalau Pemerintah Kota Magelang memang serius dengan program Magelang sebagai Kota Sejuta Bunga dan seluruh lapisan masyarakat turut handarbeni, memiliki dan hanyengkuyung agenda tersebut, pasti impian tersebut akan cepat menjadi kenyataan. Bisa jadi, masyarakat secara swadaya akan melakukan peran serta dalam penataan lingkungannya masing-masing dengan kegiatan tamanisasi dan penghijauan lingkungan hidup. Bahkan jika kita masih menyaksikan banyaknya titik taman-taman kota yang tidak terawat dengan baik karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki Dinas Pertamanan, bukan tidak mustahil jika kalangan kelompok masyarakat yang telah sadar lingkungan akan sesekali babat arit untuk bebersih dan memelihara tanaman bunga-bungaan di taman kota.

Apakah elok sekiranya Kota Magelang serius ingin mempredikati dirinya sebagai Kota Sejuta Bunga, tetapi jalur taman kota yang tepat berada di samping jalur utama yang membelah jantung kota justru terlihat semrawut tak terurus? Cobalah sejenak tengok taman kota di tepian Jalan A. Yani sekitar Menowo dan Kebonpolo. Taman nan asri, penuh warna-warni aneka ragam bunga yang harum semerbak mewangi tentu menjadi harapan dan dambaan seluruh warga kota, bahkan tanpa slogan Magelang sebagai Kota Sejuta Bungapun. Namun bagaimana warga tergerak untuk turut ambil bagian dalam program pemerintahnya jika mereka tidak merasa handarbeni, tidak memiliki, bahkan tidak paham dan tahu dengan apa yang diprogramkan pemerintahnya?

Jika saja semua komponen keluarga besar Kota Magelang, mulai pihak pemerintah, warga masyarakat, berbagai komunitas, dan semua pihak yang berkepentingan dapat bersatu-padu, bersinergi dan saling berkoordinasi untuk bersama-sama bahu-membahu mewujudkan Kota Sejuta Bunga secara bersama-sama, tentu saja cita-cita bersama itu akan semakin cepat terwujudkan dan membuahkan kemanfaatan yang dalam jangka panjang akan berdampak terhadap kemajuan kesejahteraan masyarakat Kota Magelang. Akh…..seandainya.

Ngisor Blimbing, 29 September 2013