ASEAN tentu saja sudah kita kenal semenjak duduk di bangku sekolah dasar. Paling tidak kita tentu paham bahwa ASEAN merupakan organisasi kerja sama regional diantara negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Lambang batang padi dalam satu kesatuan ikatan sebagai simbol ASEAN menggambarkan masing-masing negara anggota yang meliputi Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Philipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Kamboja, dan Myanmar.
Pada awal masa perkembangannya, ASEAN sekedar sebuah paguyuban atau sebuah komunitas longgar yang lebih memiliki ciri ikatan non formal dengan berlandaskan semangat ketimuran yang penuh perdamaian, rasa kebersamaan, gootong-royong dan saling hormat-menghormati diantara sesama bangsa ASEAN. Nilai-nilai kemanusiaan yang mengikat bangsa-bangsa Asia Tenggara ini kemudian dikenal senagai ASEAN way.
Tuntutan globalisasi jaman dengan semakin kompleksnya permasalahan dan tantangan kawasan yang dihadapi bangsa-bangsa ASEAN mengharuskan organisasi perhimpunan ini juga harus berubah. Perubahan harus dilakukan dari organisasi yang bersifat “tradisional” menuju organisasi modern yang berlandaskan ikatan hukum. Wacana tersebut selanjutnya berhasil dikerucutkan menjadi sebuah Piagam ASEAN (ASEAN Charter) yang disetujui semua anggota pada tahun 2008.
Piagam ASEAN terdiri atas 13 bab dan 55 pasal dengan inti rumusan pembentukan tiga pilar utama pembentukan ASEAN Community pada tahun 2015. Ketiga pilar utama tersebut adalah peningkatan kerja sama politik dan keamanan bagi terpeliharanya perdamaian kawasan, termasuk memasyarakatkan nilai-nilai bersama seperti HAM dan demokratisasi (ASPC). Pilar kedua adalah pembentukan pasar tunggal dengan production base untuk memfasilitasi arus perdagangan, investasi, modal, pergerakan pelaku usaha, dan tenaga kerja (AEC). Adapun pilar ketiga adalah perwujudan visi One Vission, One Identity, and One Caring and Sharing (ASCC).
Dalam rangka memasyarakatkan keberadaan ASEAN Community 2015, Direktorat Jenderal Kerja sama ASEAN – Kamenterian Luar Negeri RI menggandeng ASEAN Blogger Community Chapter Indonesia akan mengadakan ASEAN Blogger Festival Indonesia 2013 pada tanggal 9-12 di Surakarta, Jawa Tengah. Acara yang akan dihadiri peserta dari berbagai komunitas blogger dalam dan luar negeri tersebut digagas untuk turut menyebarluaskan dan menggemakan keberadaan ASEAN Community 2015 yang sudah semakin dekat.
Sebagai salah satu rangkaian pre-event ABFI 2013, pada Sabtu, 20 April 2013, bertempat di Aula Carakaloka, Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Kementerian Luar Negeri digelar seminar dengan tema Indonesia Menuju ASEAN Community 2015: Tantangan, Peluang dan Peran Sosial Media. Dalam kata sambutannya, Dirjen Kerjasama ASEAN Kemenlu, I Gusti Agung Wesaka Puja menyampaikan kembali tantangan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, “Apakah Indonesia hanya mau menjadi macan kandang, ataukah ingin kembali menjadi macan Asia?”
Berkaitan dengan ASEAN Community 2015, Bapak Dirjen menyampaikan lebih lanjut bahwa ASEAN dibentuk sebagai sebuah integrasi organisasi negara-negara sekawasan Asia Tenggara dalam rangka menghadapi persaingan global. Melalui Bali Concord II pada tahun 2003, para pemimpin ASEAN bersepakat untuk mewujudkan ASEAN Community pada tahun 2020. Namun demikian, melihat tantangan perkembangan ekonomi global yang sangat pesat di kawasan Asia Pasifik, maka dalam KTT di Cebu pada tahun 2007, para pemimpin tersebut menguatkan komitmen untuk mengakselerasi terwujudnya ASEAN Community menjadi tahun 2015. Keputusan tersebut diambil dengan penuh keyakinan untuk dapat turut bersaing secara global dan selaras dengan tujuan pencapaian Millenium Development Goal (MDG) 2015.
Bagaimana dengan kesiapan Indonesia menghadapi ASEAN Community 2015? Indonesia merupakan negara besar dengan jumlah penduduk mencapai 240 juta jiwa. Negara kita juga diakui secara internasional sebagai negara penganut demokrasi yang semakin demokratis. Setelah berhasil lulus dari ujian krisis ekonomi global pada tahun 1998 dan 2008, Indonesia kini menjadi kekuatan ekonomi terbesar ke-18 sehingga menjadi anggota perkumpulan G-20. Posisi dan peranan Indonesia di ranah percaturan internasional, baik di bidang politik, sosial budaya, ekonomi, serta pertahanan dan keamanan dunia semakin mendapatkan pengakuan banyak negara.
Jumlah penduduk Indonesia yang besar merupakan peluang capital market yang sangat luar biasa. Ke depan, ASEAN Community akan semakin memperkuat pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara. ASEAN, dengan 600 juta penduduknya merupakan peluang pasar ekonomi yang jauh lebih besar lagi. Kini saatnya pengusaha bisnis di dalam negeri mulai melakukan penetrasi ke area yang lebih luas, tidak perlu jauh-jauh melirik Eropa, atau Amerika, ASEAN merupakan lahan bisnis yang sangat seksi. Jika sebelumnya, pengusaha kita hanya berorientasi di dalam negeri dengan 240 juta peluang pasar, maka masih dimungkinkan untuk melakukan ekspansi bisnis dengan 360 juta peluang lebih luas di kawasan Asia Tenggara.
Dari sisi penggunaan dan akses internet, Indonesia menduduki urutan pertama sebagai masyarakat yang telah melek internet. Data menunjukkan pengguna internet di tanah air telah mencapai 60 juta. Ke depan, jumlah tersebut akan terus berkembang dan menjadi sekitar 120 juta pada tahun 2015. Dengan demikian, media internet akan mendominasi penyebarluasan informasi. Internet juga akan menjadi tolak ukur dalam pengambilan keputusan, termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat ASEAN yang semakin dinamis dan modern. Oleh karena itu peranan para pelaku penggiat internet yang memiliki kreativitas tinggi dalam membuat content-content positif menjadi sangat strategis dan maha penting. Dalam posisi inilah, blogger dapat memerankan dirinya, tidak hanya sebatas sebagai mediator, namun juga sekaligus menjadi pelopor kesadaran mengenai pentingnya memahami keberadaan ASEAN Community 2015 dengan segala tantangan dan peluangnya.
Apakah Anda siap sedia menjadi bagian dari barisan blogger tersebut? Mari turut bergabung!
Ngisor Blimbing, 22 April 2013