Air Terjun Sekar Langit – Magelang


Sekar Langit1Meskipun sangat awam dengan ilmu cuaca dan perikliman, namun hampir setiap lapisan masyarakat akhir-akhir sangat akrab dengan istilah elnino. Konon elnino inilah yang menyebabkan musim penghujan mengalami kemunduran, sehingga musim kemarau tahun ini menjadi berlangsung semakin lama. Dan kitapun tahu jika musim kemarau sudah melanda, maka kekeringan akan melanda sebagian wilayah tanah air.

Tidak hanya sungai mulai susut bahkan mengering airnya. Tidak hanya perbedaan suhu udara yang sangat ekstrim antara waktu siang dan malam hari. Kemarau tentu saja menyebabkan terganggunya pola tanam yang berujung kepada kegagalan panen, terutama akibat tidak tercukupinya pasokan air.

Bayangkan jika pada suatu siang bolong matahari bersinar dengan sangat teriknya, tentu saja kita merasa sangat kepanasan. Kepanasan selanjutnya memicu rasa haus yang tiada terkira. Dalam situasi demikian, apakah hal yang menyenangkan untuk dilakukan? Bagaimana dengan berendam atau kekeceh di dalam aliran air sungai nan jernih dan sejuk menyegarkan? Memangnya masih ada air bening mengalir di masa kemarau yang teramat sangat panjang kali ini?

Tentu saja di tengah kondisi dimana kebanyakan daerah mengalami kekeringan, tidak semua daerah mengalami kondisi yang sama. Tentu ada satu-dua daerah masih menyisakan mata air yang tetap ajeg mengeluarkan kandungan suci perut bumi. Di beberapa daerah, terutama di bagian pedalaman pada puncak gunung atau perbukitan, mata air masih terus mengalirkan airnya. Meskipun tentu saja alirannya sedikit-banyak mengalami penyusutan, tetapi bisa dikatakan debit alirannya hanya susut sangat sedikit.

Sekar Langit2

Di wilayah Kabupaten Magelang, masih terdapat beberapa mata air yang bahkan masih terus mengalirkan air terjun yang cukup besar. Salah satunya adalah air terjun yang terletak di bawah kaki gunung Telomoyo yang merupakan perbatasan antara Magelang, Semarang dan juga wilayah Salatiga. Air terjun ini dikenal secara luas oleh masyarakat setempat sebagai air terjun Sekar Langit.

Air terjun Sekar Langit merupakan salah satu wisata alam yang menjadi andalan Kecamatan Grabag. Sedikit bergerak dari perempatan Pasar Grabag ke arah utara akan terdapat sebuah simpangan mengarah ke kanan. Dengan menyusuri jalan beraspal berkelok yang samakin menanjak, kita akan mencapai lokawisata Air Terjun Sekar Langit yang berada di Desa Tlogorejo.

Sekar Langit3   Sekar Langit4

Berada di sudut desa, terhampar sebuah lapangan berumput dengan empat patok bambu tinggi yang biasa dipergunakan untuk pangkalan lomba balap atau pacu burung merpati, istilah populernya adalah tomprang. Lapangan inilah yang sekaligus difungsikan sebagai lahan parkir bagi para pengunjung yang akan berwisata di Air Terjun Sekar Langit. Tepat di sudut lapangan berdiri gagah sebuah gapura beratap tumpang limas segi empat yang merupakan tempat penjaga dan menjadi loket penjualan karcis tanda masuk. Hanya dengan merogoh kocek lima ribu rupiah untuk setiap pengunjung, kita tidak akan rugi dan menyesal untuk menikmati kesejukan air di Sekar Langit.

Setelah melewati gerbang, pengunjung akan dibawa menapaki tangga menurun yang menghubungkan dengan sebuah jalur jalan setapak selebar dua meter. Jalur di tepian tebing yang sudah dicor block dengan rapi ini dipagari dengan deretan rumpun bambu. Ada beraneka macam bambu yang ada, seperti bambu petung, apus, ampel, legi, juga ori. Rimbunnya rumpun bambu dan jenis pepohonan lain menghadirkan suasana sejuk dengan semilir angin yang juga menghantarkan irama lagu alam yang didendangkan antar ruas bambu yang saling bergesekan maupun daun serta clumpring kering yang berserakan. Menapi jalur ini, pengunjung tetap harus waspada karena di sisi kiri tebing yang merupakan tepian aliran sungai tidak dipagari.

Sekar Langit5  Sekar Langit6 Sekar Langit7  Sekar Langit8

Berjalan kurang lebih satu kilometer, pengunjung akan melintasi sebuah jembatan gantung yang seolah menjadi gerbang pengantar dimana deru air sudah mulai terdengar dengan riuhnya. Di atas jembatan ini pula pengunjung sudah dapat melihat peandangan air terjun dari sisi kejauhan. Tepat di ujung jembatan gantung yang beralaskan tatanan ruas bambu terdapat bango bambu, semacam tempat istirahat bagi pengunjung yang perlu melepas lelah. Di bango ini pula dijual sekedar minuman ringan dan makanan kecil.

Melenjutkan titian jalanan selepas jembatan gantung, pengunjung masih perlu menapaki jalanan yang sedikit menanjak sebelum akhirnya Air Terjun Sekar Langit membentang di depan mata. Perjalanan kaki yaang dilalui sekian lama dan menjadikan sedikit kelelahan terasa langsung sirna oleh hempasan embun air yang berasal dari curahan air terjun.

Sekar Langit9

Air Terjun Sekar Langit memiliki ketinggian kurang lebih 30 meter. Air dari ketinggian tebing seolah tercurah dengan bebasnya di antara relung bebatuan seolah menjadi perlambang kebebasan dan kemerdekaan alam anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Setelah menapaki beberapa tingkatan tebing, air langsung tercurah di dasar cekungan yang membentuk sebuah telaga nan asri. Di telaga bening inilah kita dapat sepuasnya kekecehan, berendam diri, bahkan mandi kungkum dan berenang. Sungguh sebuah keasyikan dalam balutan kenikmatan yang sungguh sulit tergambarkan.

Di samping keindahan pesona penampakan air terjunnya, Sekar Langit juga menyimpan sebuah legenda yang dipercaya oleh masyarakat setempat. Konon di telaga Sekar Langit inilah terjadi kisah pengelanaan para bidadari yang turun dari kahyanga. Beningnya air telaga dan keasrian alam sekitarnya telah menjadikan para bidadari tersebut menikmati mandi bersama. Terkisahlah seorang anak muda bernama Jaka Tarub yang mendapati sekumpulan bidadari cantik sedang mandi. Entah firasat dari mana, Jaka Tarub kemudian mengambil salah satu pakaian bidadari tersebut.

Sekar Langit10

Pada saat para bidadari selesai mandi, satu per satu mereka mengenakan pakaiannya kembali dan bergegas terbang kembali ke kahyangan. Adalah bidadari bernama Dewi Nawangwulan yang memiliki baju kuning emas tidak dapat menemukan pakaiannya. Dikarenakan hari semakin siang para bidadari ketakutan ketahuan para dewa telah turun ke bumi dan mandi di telaga, maka bidadari yang lain segera pergi meninggalkan Nawangwulan. Tinggallah Nawangwulan seorang diri.

Di tengah kekalutan menghadapi hilangnya pakaiannya, Nawangwulan mengucap sayembara bahwa siapapun yang menolongnya akan disasmitani atau membaktikan diri, jika perempuan maka akan dijadikan saudara dan apabila laki-laki akan dijadikan suaminya. Akhirnya keluarlah Jaka Tarub menjadi penolong Nawangwulan. Akhirnya Jaka Tarub dan Nawangwulan menjadi suami istri dan hidup rukun bahagia.

Konon dari legenda inilah air terjun di Grabag ini dikenal sebagai Sekar Langit. Sekar berarti bunga atau kembang. Dengan demikian air terjun ini seolah menggambarkan jatuhnya bunga atau kembang langit yang tidak lain adalah Dewi Nawangwulan tadi.

Ngisor Blimbing, 13 Agustus 2015